| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, October 12, 2006,1:39 PM

Korut Siap Perang dengan AS

Tambahan Sanksi Bakal Dilawan Serangan Militer

SEOUL - Korea Utara (Korut) menyatakan siap melakukan pembalasan fisik jika Amerika Serikat (AS) melanjutkan tekanan kepada negara komunis itu.

"Jika AS tetap melanjutkan kecaman dan tekanannya ke kami, kami akan mendeklarasikan perang dan siap dalam serangkaian pembalasan secara fisik," bunyi pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip dari kantor berita KCNA (Korean Central News Agency) kemarin.

Dalam pernyataan resmi pertama sejak klaim uji bom nuklirnya sukses Senin lalu itu, Menlu Korut tidak memerinci balasan fisik apa yang disiapkan dalam menghadapi sanksi militer yang diusulkan AS kepada Dewan Keamanan PBB.

"Meskipun kami menggunakan hak uji coba nuklir AS, keinginan untuk memuwujudkan denuklirisasi di Semenanjung Korea melalui dialog dan negosiasi tak berubah," lanjut Menlu Korut. "Kami siap kedua-duanya, dialog dan konfrontasi," lanjutnya.

Menlu Korut menegaskan bahwa uji coba nuklir sama sekali tidak bertentangan dengan pernyataan bersama dalam perundingan enam negara pada 19 September tahun lalu.

Dalam pernyataan saat itu, Korut setuju mengubah proyek nuklirnya untuk kepentingan pengadaan energi, keuntungan diplomatis, dan jaminan keamanan.

Saat komunitas internasional sibuk merumuskan sanksi kepada Korut atas uji coba bom nuklir pertama, kemarin mencuat kekhawatiran bahwa Korut sudah melaksanakan uji bom nuklir kedua. Sejumlah media Jepang menyebutkan, pemerintah mendeteksi getaran-getaran yang mencurigakan di Jepang Utara. Pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang membenarkan bahwa pemerintah tengah meneliti kemungkinan ada uji coba bom nuklir kedua.

Badan Meteorologi Jepang melaporkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 6 skala Richter mengguncang wilayah utara Jepang. Namun, Juru Bicara Badan Meteorologi Jepang Yukuhiro Watanabe mengatakan, guncangan itu berbeda dengan laporan tentang getaran yang tertangkap di wilayah Korut.

Pemantau geologi AS dan Korea Selatan (Korsel) menyebutkan, tidak ada aktivitas seismik baru yang terdeteksi di wilayah Korut.

"Tidak ada sinyal dari Korut, bahkan yang kecil pun," ujar Chi Heon-cheol, direktur Pusat Riset Gempa Bumi di Seoul. Hal yang sama dikatakan pejabat Lembaga Survei Geologi AS Rafael Abreu. "Tidak ada aktivitas apa pun dalam dua jam terakhir," katanya. Abreu mengatakan, institusinya bisa mendeteksi sebagian besar getaran apabila memiliki kekuatan di atas 3,5 skala Richter.

Sejumlah kalangan memperkirakan, Pyongyang mungkin akan melakukan beberapa uji coba nuklir lagi. Pasalnya, uji coba yang pertama diyakini gagal setelah ledakan yang ditimbulkan tidak besar. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengaku belum menerima konfirmasi tentang uji coba nuklir Korut itu. Pernyataan serupa juga disampaikan Gedung Putih.

Kendati demikian, kekhawatiran kawasan Asia tetap terlihat jelas sebagaimana diungkapkan Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer. Menurut dia, Australia sangat khawatir Korut akan menggelar uji coba nuklir kedua dalam waktu dekat.

Mengantisipasi pembalasan dalam bentuk serangan dari Korut, Menteri Pertahanan Korsel Yoon Kwang-ung menyatakan, Seoul akan menambah pasokan persenjataan konvensional ke perbatasan. "Meskipun Korut terang-terangan akan menggunakan nuklirnya, kami tetap percaya dengan kemampuan senjata konvensional kami dalam jumlah besar. Kami tidak pernah ada keinginan melanggar prinsip denuklirisasi," ujar Kwang-ung dalam pidato di hadapan Parlemen kemarin.

Sikap percaya diri Korsel tersebut tidak lepas dari jaminan perlindungan dari AS. Kepala Pasukan AS di Korsel Jenderal B.B. Bell menyatakan, pasukan AS selalu dalam kondisi siap siaga mengantisipasi semua kemungkinan. "Pasukan aliansi siap menghadap agresi (dari Korut). Jika agresi mereka gagal, kami siap menyerang balik," tegas Bell. "Pasukan AS sudah terlatih, baik dalam konfrontasi nuklir, biologi, maupun ancaman senjata kimia," ujarnya.

Sekitar 29.500 pasukan AS ditempatkan di Korsel sejak Perang Korea 1950-1953. Perang itu diakhiri dengan gencatan senjata, namun belum ada perjanjian damai di antara kedua pihak.

Pemerintah Jepang mengambil keputusan tegas dengan memutus semua jalur impor dari Korut. Kemarin Jepang mengumumkan larangan total terhadap semua kapal berbendera Korut masuk ke pelabuhan Jepang. "Jepang berada dalam ancaman yang sangat serius setelah Korut berhasil meningkatkan kemampuan nuklir dan rudal mereka," kata PM Shinzo Abe.

Abe menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil untuk melindungi rakyat Jepang dan semua properti negara. "Langkah ini kami ambil untuk menciptakan perdamaian," lanjutnya. Abe menambahkan, pemerintah Jepang segera menerapkan peraturan tersebut setelah disetujui kabinet pada Jumat besok.

Jepang pernah menerapkan sanksi serupa saat Korut melakukan uji coba tujuh rudalnya pada 4 Juli lalu. Jepang selalu bertindak tegas karena rudal yang diluncurkan Korut bisa mencapai wilayahnya. Hal itu terbukti saat Korut meluncurkan rudal Taepodong-1 pada 1998. Meski akhirnya jatuh di Laut Jepang, rudal itu sempat melintasi wilayah Jepang.
(afp/ap/bbc/kim)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home