| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Saturday, May 20, 2006,6:54 AM

Hari Selalu Pagi Bersama Titiek Puspa

DAHONO FITRIANTO

"Ayo, ayo, semua pada kumpul, mumpung Titiek Puspa masih hidup!"

Pernyataan bernada guyonan yang kasar untuk ukuran norma orang Timur itu diteriakkan Dorce Gamalama untuk memanggil semua pemain tampil di atas panggung pada pengujung acara drama musikal Kupu-kupu karya Titiek Puspa di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Kamis (18/5) malam.

Disebut kasar karena seolah-olah nama yang disebut itu akan meninggalkan kita semua dalam waktu dekat ini. Namun, si empunya nama justru tersenyum lebar mendengar banyolan Dorce yang malam itu menjadi penutur cerita atau "dalang" drama musikal tersebut.

"Tahun ini usia saya sudah 69, tahun depan 70. Siapa tahu, ini mungkin menjadi terakhir kalinya saya membuat sesuatu," tutur artis serba bisa yang oleh generasi sekarang lebih akrab dipanggil Tante Titiek itu.

Drama musikal Kupu-kupu sendiri digelar untuk memperingati 50 tahun kiprah Titiek Puspa di jagat hiburan Indonesia. Penyanyi kelahiran Tanjung, Kalimantan Selatan, 1 November 1937, itu pertama kali masuk dapur rekaman tahun 1955 di studio rekaman milik Lokananta di Semarang.

Namun, bagi Titiek, hari-hari seolah tidak pernah menapak senja. Suaranya, raut wajahnya, geraknya, candanya, dan seluruh bahasa tubuhnya di panggung malam itu tidak menunjukkan perbedaan dengan saat pertama kali saya mengenalnya di layar TVRI lebih dari 20 tahun silam.

Bahkan, bermain bersama para penyanyi dan artis Indonesia masa kini—yang rata-rata usianya pas menjadi cucu Titiek Puspa—dia tampil tidak kalah dinamis dan energik. Masih seperti dulu, penampilan Titiek tetap membawa keceriaan khas masa muda. Masa pagi hari kehidupan.

Kenangan Papiko

Drama musikal Kupu-kupu yang diproduksi S-8 Production dan Merah Putih Showbiz ini berbentuk operet khas Titiek Puspa yang mengingatkan pada operet-operet Papiko (Persatuan Artis Pop Ibu Kota). Sejak 1974, Titiek dan Papiko rutin membuat Operet Lebaran yang ditayangkan TVRI setiap hari raya Idul Fitri.

Tidak ada hal baru dari drama musikal enam babak yang dimeriahkan nama-nama top di dunia hiburan saat ini, mulai dari AB Three, Project Pop, Titi DJ, Inul Daratista, Peterpan, hingga Candil "Seurieus" dan Delon "Indonesian Idol". Mereka adalah nama-nama yang sudah teruji tampil secara live di panggung musik sehingga malam itu sajian musikal yang mereka bawakan dengan iringan penata musik Dian HP menjadi layak dinikmati.

Plot drama tersebut mengisahkan kehidupan seorang gadis desa cantik bernama Adinda (diperankan salah satu personel AB Three, Widi Mulia) yang menikah dengan pria idamannya, Denny (Delon). Setelah menikah, mereka kemudian pindah ke kota.

Suatu saat, Denny terpikat wanita lain dan menelantarkan Adinda yang sudah memiliki dua anak. Karena hanya lulus sekolah dasar, Adinda tidak memiliki keahlian untuk bekerja sehingga akhirnya semua harta warisan neneknya ludes.

Untuk menyambung hidup, ia terpaksa bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) atau "kupu-kupu malam". Di tengah keputusasaan terhadap hidup, Adinda ditemukan oleh seorang pria baik hati yang mencintainya sejak lama (Irgi Fachrezi). Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia selamanya.

Sudah bisa ditebak, alur cerita ini diilhami salah satu lagu Titiek Puspa paling populer, yakni Kupu-kupu Malam. Di akhir cerita, Titiek menyanyikan lagu ini bersama Peterpan yang membuat versi baru lagu yang ditulis tahun 1977 itu. "Lagu ini ditulis berdasarkan kisah nyata, lo. Waktu aku nulis lagu ini, kamu belum lahir!" ujar Titiek kepada Ariel (24), vokalis Peterpan yang cengar-cengir.

Sebagaimana lazimnya operet, dialog dalam drama tersebut diselingi lagu-lagu yang dinyanyikan langsung para pemainnya. Seluruhnya terdapat 27 lagu karya Titiek Puspa, yang terdiri atas sembilan lagu baru dan 18 lagu lama, seperti Adinda, Apanya Dong, dan "lagu wajib" Titiek Puspa, Marilah Kemari.

Penutup

Titiek Puspa sendiri baru tampil memerankan dirinya sendiri pada sepertiga akhir pergelaran ini. Ia tampil mengenakan gaun panjang berwarna kuning karya perancang mode Anne Avantie, menyanyikan Sendiri.

Setelah itu, ia membawakan lagu terbarunya yang berjudul Alhamdulillah. Lagu tersebut berisi ungkapan rasa syukur Titiek yang masih dikaruniai kesehatan dan kesempatan untuk menghibur orang lain di usianya kini. Salah satu bagian lirik lagu bernada ceria itu berbunyi: Dulu aku muda/e, cantik katanya/e, sekarang oma-oma/pipi keriput, makin pikun.

Perjalanan hidup Titiek Puspa adalah menghibur orang lain. Dunia hiburan Indonesia berutang banyak kepadanya. Selama 50 tahun lebih, Titiek telah membuktikan diri menjadi seorang entertainer sejati, mulai dari penyanyi, penulis lagu, hingga aktris.

"Aku ingin tampil maksimal karena aku ingin konser ini menjadi kenang-kenangan terindah selama 50 tahun aku berkarier di dunia musik. Kini aku berdiri di sini, dan semuanya terasa seperti mimpi," tuturnya dengan logat Jawa yang masih kental.

Malam itu, penonton yang datang dari semua generasi, mulai dari ABG hingga generasi oma-opa, bertepuk tangan bersama mengikuti nyanyian Titiek di atas panggung.

Bersama Titiek Puspa, hari memang selalu terasa masih pagi..

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home