| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Friday, April 28, 2006,9:52 PM

Pancasila Dikhianati

Kemunafikan Menerpa Bangsa

Jakarta, Kompas - Saat ini nilai-nilai luhur Pancasila telah dikhianati. Rakyat kecewa karena nilai-nilai luhur Pancasila lebih banyak dijadikan retorika politik.

"Meskipun sejak reformasi bergulir Pancasila sudah jarang disebut, itu bukan berarti filsafat bangsa Indonesia itu diganti," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Syafi’i Ma’arif di depan undangan Forum Pancasila, Kamis (27/4) di Jakarta.

"Sedangkan dalam perbuatan, nilai-nilai itu dikhianati tanpa rasa malu. Yang terjadi adalah pengkhianatan terhadap Pancasila dalam praktik," tutur Syafi’i Ma’arif.

Dalam kehidupan kolektif berbangsa, nilai-nilai Pancasila tidak lagi menuntun perilaku warga. Mestinya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, dijadikan payung moral oleh semua warga. "Benar, masjid, gereja, pura, klenteng, dan tempat ibadat lain banyak pengunjungnya. Tetapi apakah kehadiran orang di tempat itu ada pengaruhnya dalam memperbaiki perilaku kita sebagai individu atau secara kolektif? Saya sangat meragukan," tuturnya.

Pertambahan jumlah tempat ibadat tidak memiliki korelasi positif dengan perubahan perilaku ke arah kebaikan dan kejujuran. Hal itu merupakan persoalan serius yang mendera bangsa Indonesia, dengan pertunjukan kemunafikan yang menerpa bangsa Indonesia.

Internalisasi nilai-nilai Pancasila juga belum terjadi secara efektif. Jangan ditanya lagi bagaimana keadaannya di dunia politik praktis. "Kenyataannya sungguh sangat memprihatinkan. Politik menjadi mata pencarian karena lapangan kerja yang lain amat sulit didapatkan," katanya.

Di depan forum yang dihadiri juga oleh mantan Wakil Presiden Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno serta mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, Syafi’i mengungkapkan contoh lain, seperti rapuhnya penghayatan terhadap sila kedua. Artikulasi sila ketiga dalam praktik pemerintahan pun memprihatinkan.

Nilai-nilai demokratis sebagaimana tertuang dalam sila keempat juga dikhianati. Demokrasi tidak membuat warga bangsa semakin merdeka. Itu disebabkan para elite politik tidak toleran dan mau menang sendiri. "Secara formal konstitusional Pancasila berada di puncak, tetapi dalam realitas kita mengkhianatinya secara kolektif. Akibatnya, budaya saling percaya antara sesama anak bangsa semakin menghilang," katanya.

Syafi’i juga melihat sulitnya menemukan tipe pemimpin yang mau bersusah payah, bekerja keras membela bangsa dan negara. Demokrasi berjalan dengan setengah liar dan kebanyakan politisi tidak bertanggung jawab.(JOS)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home