Jakarta, Kompas - Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia akan mengembangkan diri menjadi kekuatan madani yang efektif. Dalam 15 tahun terakhir, ICMI telah mampu mempersiapkan prasarana masyarakat madani antara lain dengan terlibat aktif dalam pendirian Bank Muamalat, Asuransi Tafakul, serta Dompet Duafa.

Selepas Muktamar IV ICMI Desember tahun lalu, menurut Ketua Presidium ICMI Marwah Daud Ibrahim, ada kesadaran yang makin menguat agar ICMI menjadi bagian solusi dari berbagai persoalan yang mendera Indonesia. "Ada keprihatinan mengapa dalam era demokrasi ini, kok, belum berpengaruh pada kesejahteraan rakyat," ungkap Marwah, Kamis (20/4) di Jakarta. Menyikapi kondisi itu, ICMI menggelar Rapat Majelis Pimpinan Paripurna, 21-23 April. Dalam rapat majelis itu, Sekjen ICMI Agus Salim Dasuki mengatakan akan dibicarakan secara lebih terperinci program kerja yang sebelumnya telah dihasilkan dalam muktamar di Makassar lalu.

Gagasan utama yang banyak dibicarakan dalam rapat itu akan mengarah pada usaha ICMI untuk perkuatan masyarakat madani Indonesia. "Gagasan utama yang dibicarakan antara lain adalah membangun kemandirian pangan dan energi, pembangunan moral dan karakter bangsa serta sikap percaya," tutur Marwah.

Ia menyebutkan, beberapa gagasan teknis yang ditawarkan antara lain penundaan pembayaran bunga utang luar negeri yang mencapai Rp 25 triliun per tahun. Bunga utang itu untuk sementara waktu digunakan untuk memutar roda ekonomi warga. (jos)