| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, April 20, 2006,11:21 AM

Myanmar Kecewakan ASEAN

Para Menlu ASEAN Bahas Kunjungan Utusan ASEAN ke Yangon

Ubud, Kompas - Para menteri luar negeri ASEAN yang melakukan pertemuan informal di Ubud, Bali, Rabu (19/4), akan mendengarkan dan membahas hasil kunjungan utusan resmi ASEAN, Menlu Malaysia Syed Hamid Albar, ke Yangon, Myanmar, beberapa waktu lalu.

Umumnya menlu ASEAN menyatakan kecewa atas sikap Myanmar yang terus menutup diri, termasuk terhadap kunjungan Hamid Albar. Meski demikian, terkesan kuat ASEAN sendiri bingung harus bagaimana lagi menyikapi masalah Myanmar.

Kekecewaan terhadap Myanmar disampaikan Menteri Luar Negeri Thailand Kantathi Suphamongkorn, Sekjen ASEAN Ong Keng Yong, dan Menlu Malaysia Syed Hamid Albar ketika ditemui di Ubud kemarin. Masalah Myanmar juga dibahas dalam pertemuan Menlu RI Hassan Wirajuda dengan para pemikir dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang dipimpin ketuanya Hadi Soesastro kemarin di Ubud.

Pertemuan para menlu ASEAN itu baru akan dimulai Rabu malam, diawali dengan jamuan makan malam oleh tuan rumah Menlu RI. "Saya tidak sepenuhnya gembira (dengan kunjungan ke Myanmar). Banyak lagi hal harus dilakukan. Keinginan kita (pertemuan utusan ASEAN itu) akan melibatkan semua orang. Oleh karena hal itu tidak bisa dilakukan, maka Anda akan melihat kekecewaan itu. Di sisi lain, karena kami bisa bertemu para pemimpin, hal itu baik karena kami diberi kesempatan untuk menyampaikan pandangan kita secara terbuka atas nama ASEAN," ungkap Hamid Albar.

Sementara itu Menlu Thailand menjelaskan, semua pihak memang kecewa dengan apa yang dilakukan Myanmar. "Kita ingin melihat pergerakan di Myanmar menuju rekonsiliasi nasional dengan waktu yang baik dan kerangka waktu yang jelas, dan kita ingin mendorong Myanmar untuk berinteraksi dengan ASEAN sehingga kita bisa bergerak maju bersama. Kita juga ingin melihat Myanmar bisa berpartisipasi penuh dengan aktivitas masyarakat internasional. Oleh karena itu, marilah kita bekerja bersama. Itu kuncinya," papar Suphamongkorn.

Menlu Thailand itu belum tahu apa yang akan dilakukan ASEAN kemudian. "Marilah kita dengar dulu laporannya, kita akan melakukan sebuah diskusi yang baik, mencari jalan terbaik untuk mendekati persoalan ini," tambahnya.

Sangat sabar

Menurut Sekjen ASEAN, ASEAN sangat sabar menghadapi Myanmar meskipun berbagai kekecewaan terus dirasakan. "Kita akan sabar mendengarkan apa yang akan disampaikan Myanmar," ungkap Ong Keng Yong mengenai kunjungan utusan ASEAN ke Myanmar yang ternyata hanya ditemui oleh Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Myanmar.

Ditambahkan, sesungguhnya akan lebih baik jika dalam kunjungannya ke Myanmar, utusan ASEAN itu bisa bertemu dengan lebih banyak orang, khususnya penguasa tertinggi Myanmar Jenderal Than Shwee dan pemimpin Liga Nasional Demokrasi yang terus-menerus dikenakan status tahanan rumah, Aung San Suu Kyi.

Sekjen ASEAN berpendapat, ASEAN juga tidak bisa memaksa Myanmar terlalu keras karena posisi tawar ASEAN sendiri tidak terlalu kuat. Hal ini ada kaitannya juga dengan hubungan Myanmar yang begitu baik dengan India dan China, bahkan kedua negara tersebut tampak sangat kuat mendukung rezim yang ada di Myanmar sekarang. Oleh karena itu, ASEAN hanya bisa mendorong Myanmar untuk melakukan sesuatu atas keputusan mereka sendiri.

Di sisi lain, ASEAN juga perlu berusaha mengajak India dan China untuk ikut peduli atas persoalan HAM dan demokratisasi di Myanmar. "Persoalan (Myanmar) ini telah bertalian dengan kredibilitas dan citra ASEAN, jadi ASEAN juga harus melakukan sesuatu yang lebih untuk mengatasinya," kata Keng Yong.

Hadi Soesastro mengingatkan, persoalan Myanmar tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat karena begitu banyak konstelasi politik yang terlibat. Meski demikian, ASEAN harus tetap mempertahankan pendekatan konstruktif (constructive engagement) terhadap Myanmar, dan di sisi lain juga mengajak India dan China untuk ikut membantu ASEAN.

Beberapa diplomat ASEAN sendiri, ketika ditanya, menyatakan bingung untuk mencari upaya lanjutan agar Myanmar mau segera merealisasikan janji-janjinya, dan ikut memperbaiki citra ASEAN. (OKI)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home