| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, March 23, 2006,1:07 PM

Jangan Gamang Hadapi Globalisasi

Nasionalisme Harus Diwujudkan Sesuai Zaman



Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, globalisasi telah datang di Indonesia. Menghadapi hal itu, bangsa Indonesia jangan gamang, tetapi justru harus cerdas, bijak, dan tampil memanfaatkan peluang untuk meraih kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyat.

”Globalisasi telah datang, suka atau tidak suka, sebagaimana datangnya musim hujan dan panas di negeri kita. Globalisasi mendatangkan peluang dan tantangan, kebaikan dan keburukan, kompetisi dan kerja sama. Karena itu, sikap yang paling baik adalah mari dengan cerdas dan bijak berusaha mendapatkan peluang, bekerja sama, dan memilih yang baik dari globalisasi,” ujar Presiden Yudhoyono dalam akhir sambutan pembukaan Gelar Produk Kerajinan Indonesia di Jakarta, Rabu (22/3).

Dengan kecerdasan, kebijakan, dan kerja keras tanpa kegamangan dan perasaan meradang, Presiden Yudhoyono yakin, di era globalisasi bangsa Indonesia akan turut tampil menjadi pemenang dan bukan pecundang. ”Kita sedang membangun semuanya untuk rakyat kita. Kalau rakyat semakin sejahtera, kita akan menjadi bangsa yang bermartabat dan terhormat. Dari situlah rasa cinta yang mendalam kepada bangsa tumbuh,” ujarnya.

Nasionalisme baru

Di era globalisasi yang tidak terhindarkan seperti sekarang, menurut Presiden, nasionalisme harus diejawantahkan kembali sesuai dengan tuntutan zaman demi tujuan hidup bernegara, yaitu makin terciptanya kesejahteraan rakyat.

”Nasionalisme sekarang ini harus diejawantahkan dengan membangun negeri kita,” kata Yudhoyono tegas.

Ia meminta, di era globalisasi ini bangsa Indonesia tidak menyia-nyiakan kerja sama yang membawa keuntungan dan kemakmuran rakyat yang lebih besar dengan dunia luar.

”Ada modal, kapital, ada teknologi, dan ada informasi. Pilihan yang cerdas, mari kita alirkan semua itu untuk pertumbuhan bangsa kita, untuk kemakmuran rakyat kita. Sumber kemakmuran tersebut mengalir ke negara lain yang cerdas melihat peluang globalisasi. Itu yang harus kita lakukan,” kata Presiden Yudhohono menjelaskan.

Seusai menyampaikan hal itu dalam bahasa Indonesia, Presiden mengulangi sikap tersebut dalam bahasa Inggris untuk sejumlah duta besar negara sahabat dan undangan dari luar negeri yang hadir.

Setelah membuka pameran dan membeli sejumlah produk kerajinan dari sejumlah daerah, di kantornya, Presiden menerima pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) beserta mantan Presiden BJ Habibie—yang juga Ketua Dewan Kehormatan ICMI.

Tidak langsung

Dalam pertemuan itu Presiden Yudhoyono kembali menuturkan soal globalisasi yang mengandung tantangan dan juga peluang bagi bangsa Indonesia.

Presiden dalam pertemuan selama dua jam itu didampingi Menteri Koordinator Perekonomian Boediono, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo AS, serta Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie.

Saat menyinggung soal globalisasi dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono tidak secara langsung merespons kondisi kekinian di Tanah Air, yang ditandai dengan aksi protes terhadap kiprah sejumlah perusahaan pertambangan asing di Indonesia.

Isu globalisasi ternyata juga diangkat oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam kenduri 42 tahun dan silaturahmi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Din mengatakan, Indonesia hari ini merupakan Indonesia yang belum pulih dari sakit. Multikrisis terus berlanjut dan belum ada tanda pemulihan. ”Sejak tahun 2004 kita melihat kekurangmerdekaan bangsa Indonesia pada kekuatan dunia. Kita menyaksikan kuatnya hegemoni global,” ujarnya.

Bahaya hegemoni global itu, menurut Din, bukan saja terletak pada arus liberalisasi di bidang ekonomi yang melahirkan kapitalisme, tetapi juga liberalisasi di bidang politik, budaya, dan moral. ”Meskipun, pada saat yang sama, kita melihat ada upaya untuk mengatasi arus globalisasi ini, kita melihat sudah ada gelagat untuk menggalang koalisi baru pada tingkat dunia,” ujarnya. (inu/mam)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home