| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, March 28, 2006,11:44 AM

Jangan Ada Lagi Benturan Peradaban

Moskwa, Kompas - Serangan Amerika Serikat terhadap Irak hanyalah mendorong bangkitnya terorisme, Islam ekstremis, dan ketidakstabilan politik di Timur Tengah. Padahal, Amerika tidak punya hak memaksakan model demokrasinya, apalagi pemaksaan itu dilakukan dengan kekerasan seperti di Irak. Langkah pemaksaan seperti ini merupakan cara yang keliru bagi peradaban dunia baru. Hal ini disampaikan mantan Perdana Menteri Rusia Yevgeny Maksimovich Primakov ketika membuka First Meeting of the Group for the Strategic Vision Russia Islamic World Program di Moskwa, Senin (27/3). Pertemuan yang dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin itu berlangsung hingga Selasa ini. "Jangan ada lagi benturan peradaban dan kesalahan seperti yang terjadi pada masa lalu," ujarnya. Dalam isu terorisme internasional, menurut Primakov, banyak pihak yang sudah mengaitkannya dengan Islam. Pandangan semacam ini tidak benar. "Realitasnya memperlihatkan ada organisasi yang bersembunyi di balik Islam," ujarnya.

Dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Primakov, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dunia Islam merupakan prioritas utama politik luar negeri Rusia saat ini. Prioritas ini didukung juga oleh posisi Rusia sebagai anggota peninjau tetap di Organisasi Konferensi Islam (OKI). Selain itu, Rusia juga mengembangkan kerja sama penguatan ekonomi dunia Islam dan dalam berbagai bidang lainnya. "Kerja sama yang erat dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan masa depan demi memberikan kontribusi positif bagi peradaban dunia," ujarnya.

Din mengatakan, dunia Islam saat ini bukanlah menghadapi terorisme. Sebab, terorisme bukanlah ajaran atau bagian dari Islam. "Dunia Islam saat ini menghadapi liberalisasi dan stigmatisasi Islam sebagai teroris," ujarnya. Stigmatisasi dan liberalisasi Islam inilah, menurut Din, yang harus dilawan oleh dunia Islam, termasuk melawan terorisme yang dilakukan negara. "Saat ini sedang terjadi kerusakan global secara akumulatif berupa kemiskinan, ketidakadilan, dan kebodohan," ujarnya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home