| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, March 27, 2007,5:47 PM

Indonesia Ikut Setuju

Iran Tetap Mengabaikan Sanksi DK PBB

new york, minggu - Kelima belas anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sabtu (24/3), menyetujui secara bulat Resolusi 1747 yang berisi sanksi baru bagi Iran. Kendati Indonesia, Afrika Selatan, dan Qatar menyatakan keberatan dengan isi resolusi itu, ketiga negara akhirnya memutuskan untuk setuju.

Surat kabar The New York Times, Minggu (25/3), melaporkan, perwakilan ketiga negara itu menyatakan keprihatinan mendalam atas draf final resolusi sanksi. Namun, pada akhirnya tiga negara anggota tidak tetap DK PBB itu memberikan suara "ya".

Suara ketiga negara itu dianggap penting dalam pembicaraan mengenai draf resolusi, mengingat Afrika Selatan merupakan pemimpin Gerakan Nonblok, sedangkan Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar, dan Qatar adalah negara tetangga Iran di kawasan Teluk.

Tidak ada perubahan berarti dalam resolusi sanksi tersebut. Ada sedikit kelonggaran, tetapi pada dasarnya tidak ada perubahan pada sanksi utama yang disetujui pekan lalu oleh Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis, dan Jerman.

Suara bulat DK PBB atas Resolusi 1747 itu dianggap mencerminkan kesatuan opini dunia dalam menentang ambisi nuklir Iran. "Kami jelas sangat senang dengan kekuatan resolusi ini. Ini merupakan kemarahan dunia internasional yang signifikan kepada Iran," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS Nicholas Burns.

Resolusi 1747 memblokir seluruh ekspor senjata Iran dan membekukan aset 28 pejabat dan institusi tambahan yang terkait program nuklir Iran. Resolusi juga melarang bantuan dan pinjaman keuangan kepada Teheran serta memberikan tenggat 60 hari bagi Iran untuk memenuhi permintaan DK PBB atau akan menghadapi sanksi lebih jauh.

Negara-negara, seperti Israel dan Jepang, menyambut baik disetujuinya Resolusi 1747. Namun, Kepala Bidang Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana akan mengupayakan pembicaraan baru dengan juru runding nuklir Iran, Ali Larijani.

"Saya diminta oleh negara-negara yang berhubungan dekat dengan Iran untuk mengadakan kontak dengan Ali Larijani guna melihat apakah kami bisa mencari jalan ke arah perundingan," ujar Solana. "Pintu negosiasi terbuka dan saya berharap kita bisa bersama-sama menemukan jalan ke sana," katanya.

Iran bersikukuh

Begitu resolusi sanksi baru disetujui, Iran langsung menolak dan menyatakan sanksi itu tidak akan menghentikan program pengayaan uranium. Menlu Iran Manouchehr Mottaki, yang hadir dalam pemungutan suara, menyebut sanksi tersebut tidak sah, tidak perlu, dan tidak dapat dibenarkan.

"Dunia harus tahu bahwa sanksi politik dan ekonomi sekeras apa pun atau ancaman lainnya terlalu lemah untuk memaksa Iran berhenti dari keinginan legal dan sah (untuk mengembangkan teknologi nuklir)," kata Mottaki. "Penghentian nuklir bukanlah opsi atau solusi," ujarnya.

Mottaki menambahkan, Iran tidak memiliki niat berkonfrontasi atau menginginkan sesuatu di luar haknya. "Saya bisa meyakinkan Anda bahwa tekanan dan intimidasi tidak akan mengubah kebijakan Iran," ujarnya.

Mottaki menggantikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, yang sebelumnya meminta hadir dalam pemungutan suara di DK PBB tentang sanksi nuklir, tetapi membatalkan rencana, Jumat lalu, karena tidak memperoleh visa. Teheran menuding Washington menunda visa Ahmadinejad, tetapi langsung dibantah AS.

Sehari sebelum pemungutan suara di DK PBB, ketegangan meningkat setelah Iran, Jumat, menangkap 15 pelaut dan marinir Inggris di Terusan Shatt al-Arab, di perairan perbatasan Iran dan Irak. Kelima belas pelaut dan marinir Inggris itu sedang mengadakan operasi antipenyelundupan rutin di perairan Irak.

Pelajari sanksi

Selain menyetujui Resolusi 1747, menlu dari lima anggota tetap DK PBB ditambah Jerman juga mengeluarkan pernyataan yang mengusulkan pembicaraan lebih jauh dengan Iran untuk menemukan cara yang saling menguntungkan dan bisa diterima guna mendorong perundingan. Keenam menlu juga menegaskan komitmen untuk berunding sesuai dengan permintaan masyarakat internasional.

Setelah pemungutan suara, utusan Rusia, Vitaly Churkin, mengatakan, Iran perlu mempelajari pernyataan para menlu tersebut. "Kami berharap Iran akan mempelajari pernyataan itu dengan saksama karena sifatnya positif dan mengundang Iran untuk terlibat dalam pembicaraan guna menemukan formula yang saling menguntungkan dan bisa diterima," kata Churkin. (ap/afp/reuters/fro)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home