| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Wednesday, September 20, 2006,12:00 PM

Menkeu: IMF Tukang Ceramah

SINGAPURA - Sidang tahunan Bank Dunia dan IMF memberikan tempat khusus kepada Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati. Setelah ditetapkan sebagai the best finance minister in Asia dari Emerging Market Forum dan the finance minister of the year dari Euromoney, kali ini pernyataan kritis Ani - panggilan Sri Mulyani- terhadap IMF dan Bank Dunia menarik perhatian peserta sidang.

Dalam wawancara dengan kantor berita AFP, mantan executive director IMF yang mewakili 12 negara Asia Tenggara pada periode 2002-2004 itu menegaskan, kedua lembaga donor terbesar di dunia itu seharusnya lebih bersikap sebagai partner daripada seorang tukang ceramah.

"Hentikan mengirim tim dari Washington ke negara krisis untuk menemukan masalah, kemudian menuliskan resep obat yang cocok, setelah itu pulang," kritiknya.

Ani yang sebelum reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu menjabat menteri perencanaan pembangunan nasional/kepala Bappenas itu mengingatkan bahwa IMF dan Bank Dunia sudah tidak bisa lagi mengandalkan pengalamannya untuk membantu anggotanya. "Masa-masa itu sudah berakhir ketika sebuah tim besar terbang dari Washington untuk mendiagnosis masalah kami dan semuanya selesai hanya dalam tempo dua minggu," ujarnya.

Kebutuhan negara berkembang seperti Indonesia, lanjut pemilik gelar PhD of Economics dari University of Illinois Urbana-Champaign itu, adalah kesediaan Bank Dunia dan IMF menggandeng kelompok lokal. "Kami membutuhkan lebih banyak orang di lapangan yang bekerja sama dengan kami tahap demi tahap dan memahami tenggat waktu serta tekanan yang kami rasakan," terangnya.

IMF dan Bank Dunia sejak berdirinya sudah menetapkan kantor pusatnya di Washington, Amerika Serikat. Sidang tahunan bersama selalu diadakan di kantor pusat, kecuali tahun ketiga yang ditetapkan di luar AS sesuai kesepakatan bersama. IMF dan Bank Dunia selalu membentuk tim khusus untuk "mengurus" suatu negara yang ekonominya terperosok dalam krisis. Kapasitas dan representasi tim IMF dan Bank Dunia itulah yang mendapat sorotan Sri Mulyani. Sebab, selama ini tidak pernah ada institusi atau perseorangan yang dilibatkan penuh dalam perumusan kebijakan IMF dan Bank Dunia ke negara penerima bantuan.

Memanfaatkan semangat reformasi di IMF yang sukses mengubah komposisi hak suara dalam forum Minggu lalu, Sri Mulyani juga mendesak adanya reformasi pada pola asistensi dan penyaluran dana utang. "Jika mereka ingin membantu kita, maka tolong hal itu dimulai dengan mengubah cara Bank Dunia bekerja," tegas ibu tiga putra itu.

Menanggapi pernyataan Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz yang menahan dana sekitar USD 1 miliar untuk proyek-proyek di Afrika dan Asia karena dugaan korupsi, Ani menegaskan bahwa Bank Dunia juga harus bersikap fair. "Jika Bank Dunia ingin kami lebih transparan dalam pengungkapan kasus korupsi, mereka juga harus transparan terhadap mekanisme investigasi mereka sehingga mendapat temuan korupsi itu," kata wanita kelahiran Tanjung Karang 44 tahun lalu itu.

Daripada melontarkan tuduhan tak berdasar, Bank Dunia sebaiknya berusaha memahami bahwa banyak pemerintahan yang menerima bantuannya tidak memiliki rencana yang sempurna dalam menciptakan mekanisme pemerintahan yang bersih. (afp/kim)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home