| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, September 26, 2006,12:38 PM

Mengharap Perbaikan Ekonomi

Umar Juoro

Dengan kecenderungan menurunnya inflasi dan suku bunga, diharapkan perekonomian akan mengalami perbaikan dalam paruh kedua tahun 2006 ini. Harapannya adalah kredit akan semakin besar mengalir ke sektor riil, investasi mengalami peningkatan, dan kepercayaan konsumen meningkat.

Namun, harapan ini tidak akan dengan mudah terlaksana, karena baik di sisi produsen maupun konsumen tekanan yang diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi dan penurunan daya beli masyarakat masih membayangi realisasi perbaikan ekonomi. Sudah tentu, dalam paruh kedua tahun 2006 ini, perekonomian akan lebih baik daripada keadaan paruh pertama 2006, meski belum jelas seberapa besar perbaikannya.

Untuk sektor-sektor tertentu yang pertumbuhannya sudah tinggi, seperti telekomunikasi, perkembangannya akan tetap baik. Untuk sektor yang cepat memanfaatkan kecenderungan penurunan suku bunga, seperti perbankan, perumahan, dan perdagangan akan mengalami perkembangan lebih baik. Tampaknya sektor manufaktur masih menghadapi permasalahan berat tingginya biaya produksi dan menurunnya daya beli masyarakat. Sektor manufaktur membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian.

Dari sisi konsumen, kecenderungannya adalah semakin terpisahnya konsumen berpendapatan tinggi dengan mereka yang berpendapatan rendah. Perkembangan konsumsi untuk masyarakat berpendapatan tinggi kecenderungannya cukup baik. Sedangkan untuk konsumen berpendapatan menengah ke bawah mengalami tekanan yang besar untuk menyesuaikan dengan tingginya harga barang dan jasa. Kecenderungan ini akan semakin berlanjut karena lemahnya kemampuan pemerintah dalam menyeimbangkan ketimpangan pendapatan.

Keadaan tersebut sejalan dengan kecenderungan perbaikan sektor-sektor tertentu seperti perbankan, perumahan, dan perdagangan, yang lebih mengarah kepada kepentingan masyarakat berpendapatan tinggi. Perkembangan perumahan adalah untuk konsumen berpendapatan menengah ke atas, sedangkan untuk masyarakat berpendapatan rendah sangat bergantung pada subsidi bunga kepemilikan rumah yang sangat terbatas dari pemerintah. Begitu pula kegiatan perdagangan, terutama perdagangan modern berskala besar.

Program pemerintah jika berjalan efektif, sangat membantu masyarakat berpendapatan rendah untuk tidak semakin terpuruk. Sekalipun demikian, program pemerintah ini tetap tidak dapat menjembatani kecenderungan melebarnya jurang pemisah antara masyarakat berpendapatan tinggi dan rendah. Permasalahan ini semakin serius seiring dengan kencenderungan meningkatnya pengangguran dan kemiskinan.

Apapun yang dilakukan pemerintah, tampaknya pengeluaran anggaran masih belum optimal. Kemungkinan defisit yang diperkirakan akan mencapai 1,3 persen dari PDB dalam APBN perubahan, realisasinya akan lebih rendah karena belum optimalnya pengeluaran pemerintah.

Investasi akan mengalami perbaikan, namun selektif sifatnya. Investasi cenderung berupa perluasan kegiatan produksi yang sudah ada dan cenderung padat modal untuk menghindari permasalahan ketenagakerjaan yang dianggap menghambat perkembangan investasi.

Pertumbuhan ekspor cukup baik sekitar 11 persen, terutama disumbangkan oleh komoditas seperti batubara, kelapa sawit, karet, dan beberapa produk manufaktur, semisal tekstil, garmen, dan elektronika. Namun, pertumbuhan ekspor ini tidak memberikan pengaruh yang lebih luas, terutama dalam penyerapan tenaga kerja. Penerimaan ekspor sebagian besar juga tidak masuk ke dalam negeri, tetapi justru disimpan di luar negeri untuk kepentingan perusahaan atau langsung kembali kepada pihak pembeli di luar negeri.

Dalam keadaan seperti itu, perbaikan ekonomi dalam paruh kedua tahun 2006 tampaknya masih lebih rendah dari harapan pemerintah, karena itu kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari target pemerintah sebesar 5,8 persen. Kemungkinan pertumbuhan ekonomi tahun 2006 hanya akan 5,3-5,5 persen.

Tentu saja dengan pertumbuhan ini, kencenderungan pengangguran akan terus meningkat mendekati angka 11 persen. Dengan kata lain, perbaikan ekonomi dalam paruh kedua 2006 akan lebih dinikmati oleh masyarakat berpendapatan tinggi daripada mereka yang berpendapatan rendah.

Di sinilah tantangan berat yang dihadapi pemerintah dan masyarakat, yaitu bagaimana memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat berpendapatan rendah dari perbaikan ekonomi. Tentu saja implikasi politiknya juga serius dalam sistem politik yang demokratis ini.

Pemerintah berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, diharapkan 6,3 persen pada tahun 2007. Namun, pertumbuhan itupun kemungkinan tidak tercapai. Sekalipun pertumbuhan akan lebih tinggi pada tahun 2007, sifatnya adalah tidak menyerap tenaga kerja secara optimal.

Menjadi ironis dalam kehidupan politik yang demokratis kecenderungan pengangguran dan kemiskinan mengalami peningkatan. Begitu pula polarisasi antara masyarakat berpendapatan tinggi dengan masyarakat berpendapatan rendah. Perbaikan perekonomian tidak membantu memperbaiki permasalahan ini.

Dalam keadaan seperti ini, mekanisme pasar tidak dapat diharapkan untuk memecahkannya. Campur tangan pemerintah yang optimal sangat diperlukan untuk mengurangi ketimpangan tersebut. Sayangnya, kemampuan pemerintah berada dalam tingkatan yang rendah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home