| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, July 25, 2006,10:51 PM

MUI Tegaskan Pancasila Final

JAKARTA - Berkembangnya isu soal penggantian ideologi Indonesia membuat Majelis Ulama Indonesia khawatir. Kemarin, MUI kembali menegaskan soal finalnya ideologi Pancasila bagi negeri ini.

"Bagaimanapun, umat Islam memiliki saham besar dalam pembentukan negara ini," ujar Wakil Ketum MUI Din Syamsuddin kemarin.

Menurut Din, kesepakatan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa ini merupakan salah satu ijtihad alim ulama se-Indonesia di Pondok Pesantren Gontor beberapa waktu lalu. "Kita di MUI juga bertanggung jawab untuk mempertahankannya," ujarnya.

Din mengatakan, kesepakatan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa sudah dilakukan pendahulu bangsa. Pembentukannya pun memerlukan perjuangan. Bukan hanya kalangan nasionalis, tapi juga kalangan agamawan, termasuk para ulama.

Menurut Ketum PP Muhammadiyah itu, akhir-akhir ini ada indikasi dari pihak tertentu yang terus berupaya mempertentangkan ideologi Pancasila. "Jadi, tidak perlu dipertentangkan lagi soal ideologi Islam dan Pancasila," ujarnya.

Bagaimana dengan munculnya penerapan perda-perda bernuansa syariat Islam? Din mengatakan, tidak ada istilah perda syariat Islam. Namun, ketika nuansa Islam masuk ke dalam sebuah peraturan daerah, hal itu harus dilihat sebagai bagian dari implementasi Pancasila dan UUD 1945.

Jadi, ketika masyarakat di suatu daerah memasukkan unsur syariat, hal tersebut tidak perlu dipolemikkan secara berlebihan. Apalagi, sampai harus disikapi dengan sinis, bahkan mengundang perpecahan di masyarakat.

"Selama tidak menyimpang dan merupakan hasil dari proses demokrasi, itu harus dihargai," tandasnya. Bagaimanapun, Pancasila secara tegas menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Mahaesa.

Isu soal pergantian ideologi Pancasila memang berhembus di masyarakat. Tidak sedikit upaya untuk membendung berkembangnya aspirasi itu. Salah satunya dilakukan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid.

Dalam pidato tertulisnya yang tidak sempat dibacakan dalam peringatan harlah ke-8 PKB dua hari lalu, Gus Dur menekankan soal pentingnya Pancasila dan NKRI. "Kita sedang dihadapkan pada semakin menguatnya sentimen keagamaan dan kesukuan," kata Gus Dur dalam teks pidato. Pancasila adalah perekat keragaman kultur, agama, dan karakter sosial bangsa sehingga tidak bisa ditawar lagi. (abi)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home