| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Saturday, July 22, 2006,9:41 PM

Israel dan AS Tak Pedulikan Seruan PBB

New York, Kamis - Pemerintah Israel dan Amerika Serikat tutup kuping terhadap seruan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional yang menginginkan diakhirinya agresi militer di Lebanon.

Sekjen Kofi Annan dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, Kamis (20/7), mendesak diakhirinya peperangan di Lebanon dan mengusulkan pengerahan pasukan internasional ke wilayah selatan negara itu.

Annan mengutuk langkah Israel yang menggunakan kekuatan militer besar-besaran di Lebanon yang telah menewaskan banyak warga tak berdosa, melemahkan pemerintahan Beirut, dan menghancurkan sebuah negara berdaulat.

"Apa pun keberhasilan Israel untuk melemahkan kekuatan militer Hezbollah, (agresi militer) itu tak berpengaruh apa pun terhadap popularitas Hezbollah yang semakin meningkat di Lebanon dan kawasan," katanya.

Namun, AS, yang sejak awal merestui agresi militer ke wilayah Gaza dan Lebanon, serta-merta menolak usulan Annan. Juru bicara Gedung Putih Tony Snow mengatakan, "Kami senang-senang saja dengan (gagasan) gencatan senjata. Tetapi, Hezbollah harus menjadi bagian dari proses itu. Dalam hal ini, tak ada indikasi bahwa Hezbollah bersedia melucuti persenjataannya."

Pernyataan Snow didukung Duta Besar AS untuk PBB, John Bolton. "Sangat tidak pantas membicarakan gencatan senjata tanpa solusi yang komprehensif," katanya.

Sedangkan Israel bukan saja menolak mentah-mentah imbauan Annan, tetapi juga mengecam tokoh tersebut karena Annan tak menyebutkan keterlibatan Iran dan Suriah dalam krisis ini.

"Kami tak punya batas waktu (untuk menghentikan serangan)," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Dan Gillerman.

Menjelang pertemuannya dengan Kofi Annan, Jumat, Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan bahwa AS masih mencari jalan untuk memulihkan stabilitas di Timur Tengah, tetapi ia sama sekali tidak menyerukan dihentikannya peperangan di Lebanon maupun di Palestina.

Eropa bersikap

Sikap unilateral AS-Israel dan kecenderungan PBB yang tak bisa berbuat apa-apa telah mendorong negara-negara Eropa untuk merapatkan barisan dalam menyelesaikan krisis Timteng.

Presiden Perancis Jacques Chirac, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero sepakat memperkeras upaya mereka agar DK PBB bisa segera bersikap dalam penyelesaian krisis tersebut.

"Mereka juga akan mengoordinasi gerakan di tingkat Eropa, khususnya dengan Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana," kata juru bicara Chirac, Jerome Bonnafont, yang menambahkan bahwa Chirac hari Jumat bertemu Saad Hariri, ketua fraksi terbesar di parlemen Lebanon.

Chirac juga kemarin mendesak UE agar segera mengirimkan Javier Solana ke Timteng untuk menengahi proses gencatan senjata.

Chirac mengatakan, UE harus berbuat lebih banyak untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Lebanon. "Kita harus bergerak cepat untuk menghindari katastrofe kemanusiaan," katanya. (AP/REUTERS/MYR)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home