| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, July 27, 2006,12:12 PM

Israel Tewaskan Tentara PBB

BEIRUT - Di tengah berbagai upaya diplomasi maupun perundingan damai selama ini, ketegangan di Lebanon tidak kunjung reda. Bahkan, memasuki hari ke-15 kemarin, Israel makin gencar melancarkan serangan udara ke posisi Hizbullah di Lebanon Selatan.

Namun, serangan brutal dan membabi-buta Israel itu justru memakan korban yang tidak terkait. Empat orang pasukan internasional yang bertugas di pos pengamatan PBB tewas.

Insiden tersebut terjadi saat jet-jet tempur negeri Zionis membombardir Kota Khiam, dekat perbatasan di Lebanon Selatan, Selasa malam (Rabu dini hari WIB). Asap hitam tebal terlihat di udara kota itu seusai serangan. Sejumlah bangunan hancur. Jalan-jalan dan infrastruktur rusak parah.

Sebuah bangunan dua lantai, yang dilengkapi tempat perlindungan dari serangan udara, juga berantakan. Padahal, bangunan itu dipergunakan sebagai pos pasukan pengamatan PBB atau United Nations Interim Forces in Lebanon (UNIFIL). Israel melancarkan lebih dari 30 kali serangan udara di sekitar pos PBB itu selama tiga hari ini.

Sejauh ini PBB belum mengungkapkan identitas empat pasukannya yang tewas. Tetapi, sumber resmi Lebanon menyatakan, keempatnya adalah warga negara Austria, Kanada, Tiongkok, dan Finlandia. Pemerintah Tiongkok memastikan bahwa salah satu warganya yang tergabung dalam pasukan PBB ikut menjadi korban.

Selain empat tentara PBB tewas, satu anggota pasukan penjaga perdamaian asal India terluka dalam serangan tersebut. Hal itu memaksa New Delhi mempertimbangkan rencana menarik pasukannya di sana.

"Pasukan India ditembaki saat melakukan sebuah misi penyelamatan di pos PBB. Seorang tentara kami terluka," kata Menteri Muda Pertahanan India Rao Inderjit Singh.

Serangan itu langsung menuai kecaman internasional. Sekjen PBB Kofi Annan mengaku amat kaget karena Israel secara jelas menyerang pos pasukan PBB. Annan juga amat menyesalkan serangan tersebut.

"Kita sedang menghadapi sebuah krisis kemanusiaan yang menyedihkan," kata Annan mengomentari serangan itu dalam konferensi internasional tentang Lebanon di Roma, Italia, kemarin.

Dia langsung mendesak Israel mengakhiri pengeboman, blokade, dan serangan darat di Lebanon. Selain itu, Annan meminta gerilyawan Hizbullah berhenti menyerang kota-kota di Israel.

"Musibah itu terjadi, padahal Perdana Menteri (Israel) Ehud Olmert menjanjikan posisi PBB aman dari serangan udara Israel," kata Annan. "Saya meminta pemerintah Israel menyelidiki insiden itu dan menuntut serangan lebih lanjut atas personel dan posisi PBB dihentikan," ujarnya.

Menurut Annan, kehadiran pasukan internasional sangat vital dan dibutuhkan di kawasan Timur Tengah saat ini. "Gencatan permusuhan secara temporer akan memberikan waktu untuk melakukan tugas-tugas kemanusiaan yang diperlukan," ujarnya.

Proses evakuasi tentara PBB tidak mudah. Sebanyak 50 tentara India anggota UNIFIL menggali puing bangunan dengan tangan dan sekop untuk mencari jenazah kolega mereka. Tiga mayat bisa diangkat setelah pencarian beberapa jam. Satu lagi mayat ditemukan tak lama kemudian.

Upaya mendatangkan buldoser juga sempat terhambat. Israel akhirnya sepakat menghentikan pengeboman guna memungkinkan operasi pencarian pasukan PBB. Dua jenazah ditemukan dalam kondisi hancur. Mereka lantas dibawa ke rumah sakit pemerintah di Marjayoun, barat Khiam.

Terkait serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyatakan "penyesalan secara mendalam". Dia menelepon Annan sesaat setelah serangan udara tersebut dan mengungkapkan duka cita. Kepada Annan, Olmert juga mengaku telah memerintahkan penyelidikan secara tuntas.

Dubes Israel untuk PBB Dan Gillerman justru bersikap sinis. Kepada stasiun televisi BBC, Gillerman menyatakan bahwa kritik Annan terlalu prematur. "Saya kaget dengan pernyataan Sekjen yang menuduh Israel menarget pos PBB di Khiam," ujarnya. "Sekjen terlalu dini menyimpulkan."

Reaksi keras juga datang dari Tiongkok. Kementerian Luar Negeri Tiongkok memanggil Dubes Israel di Beijing dan menyampaikan nota protes. Bahkan, pemerintah negara itu menuntut permintaan maaf secara langsung dari Israel.

"Kami sangat terkejut dan mengutuk keras serangan tersebut," kata Jubir Kemenlu Tiongkok Liu Jianchao. "Kami menuntut semua pihak yang terlibat konfrontasi, khususnya Israel, mengambil langkah untuk terus menjaga keamanan pasukan PBB," lanjutnya. Presiden Hu Jintao juga telah diberi tahu insiden itu dan memerintahkan agar mengirimkan nota protes.

Presiden Finlandia Tarja Halonen juga menuntut Israel menyelidiki serangan tersebut. "Tidak ada yang menjustifikasi serangan Israel terhadap pos pengamatan PBB," katanya. Dephan Finlandia membenarkan bahwa seorang tentaranya tewas.

Austria dan Kanada belum berkomentar. Tetapi, Dubes Prancis untuk PBB Jean-Marc de La Sabliere, yang juga ketua Dewan Keamanan (DK) PBB, mengeluarkan kata-kata cukup keras. "Kami mengecam serangan itu. Sebagai ketua DK PBB, saya mendukung UNIFIL dan pasukan PBB," katanya.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home