| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Friday, June 23, 2006,9:09 PM

UE-AS Khawatir Rusia

Bush Janji Akan Tutup Kamp Guantanamo

Vienna, Kamis - Amerika Serikat dan Uni Eropa menyuarakan kekhawatiran terhadap perkembangan politik di Rusia, di mana terjadi degradasi kebebasan sipil di negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.

Pernyataan bersama AS-UE ini muncul hanya beberapa pekan sebelum Rusia menjadi tuan rumah pertemuan G-8 di Saint Petersburg awal Juli mendatang.

Dalam pernyataannya, mereka menilai kebijakan internasional Rusia kini sering berseberangan dengan AS-UE, antara lain dalam sikap yang diambil Rusia terhadap pemerintahan Hamas ataupun dukungan Presiden Vladimir Putin terhadap pemimpin otoriter Belarus, Alexander Lukashenko.

"Kami menganggap hubungan dengan Rusia sangat penting dan berupaya memperkuat kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk dalam kebijakan luar negeri, nonproliferasi, dan kontraterorisme," demikian pernyataan AS-UE yang dikeluarkan dalam kunjungan Bush ke Vienna.

"Kami prihatin dengan sejumlah perkembangan yang terjadi belakangan ini di Rusia dan di kawasan, dan kami akan bekerja sama dengan Rusia untuk mempromosikan keamanan energi, penegakan hukum, pengadilan independen, dan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia, termasuk pers bebas dan masyarakat madani, serta resolusi bagi sejumlah konflik di kawasan," demikian bunyi komunike tersebut.

Sejak insiden penghentian pasokan gas (yang berlangsung singkat) kepada Ukraina oleh Rusia beberapa waktu lalu, Washington khawatir pengaruh strategis Rusia yang mengandalkan energinya tersebut akan berdampak terhadap AS maupun Eropa.

Bulan lalu, Wapres AS Dick Cheney menuduh Rusia telah menggunakan minyak dan gas sebagai senjata politik untuk "memanipulasi dan mengancam" negara lain. Putin bereaksi keras dan menyebut AS sebagai "serigala yang lapar".

Tutup Guantanamo

Mengenai tuntutan UE agar AS menutup kamp Guantanamo di Kuba karena dianggap melanggar HAM, Bush mengatakan, "dirinya ingin menutup kamp tahanan Guantanamo", namun ia tidak merinci kapan waktunya.

"Saya berniat mengakhiri Guantanamo. Saya ingin segera menuntaskannya," katanya dalam jumpa pers.

Bush mengatakan, 200 tahanan telah dipulangkan ke negaranya dan mereka yang kini masih tinggal di Guantanamo berasal dari Arab Saudi, Yaman, dan Afganistan.

Bush menambahkan, ada sejumlah tahanan "yang harus diadili di pengadilan AS". "Mereka akan membunuh bila dibiarkan di jalanan," kata Bush yang menyebut para tahanan yang masuk dalam kategori ini sebagai "pembunuh berdarah dingin".

Saat ini ada 460 tahanan di Guantanamo yang disekap sebagai "enemy combatants" sejak tahun 2002 tanpa dakwaan formal maupun akses terhadap penasihat hukum.

Bush mengatakan dirinya "telah menjelaskan kepada para pemimpin Eropa mengenai keinginan AS untuk memulangkan para tahanan itu". "Kami (AS) sedang menangani masalah ini," kata Bush.

Menurut Kanselir Austria Wolfgang Schuessel, pertemuan AS-UE "telah membahas hal-hal yang lebih jauh dari soal penutupan Guantanamo karena ada masalah hukum dan ada wilayah abu-abu".

Schuessel menegaskan, jangan sampai ada kekosongan hukum, bukan saja dalam memerangi terorisme, namun juga bagi individu yang harus dijamin haknya maupun kebebasannya. "Kami harus membantu bagaimana menemukan strategi untuk membantu negara-negara bersangkutan menerima kembali para tahanan, apakah negara itu akan mendakwa atau membebaskan mereka. Ada sejumlah organisasi internasional yang dapat membantu," katanya. (BBC News/AFP/MYR)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home