| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Sunday, April 09, 2006,12:37 AM

Bush di Balik Pembocoran CIA

Nama Dick Cheney Juga Terungkap dalam Kesaksian Lewis Libby

Washington, Kamis - Presiden AS George W Bush ternyata memberi otorisasi kepada Lewis "Scooter" Libby, saat itu menjabat Kepala Staf Wakil Presiden, untuk membocorkan identitas agen CIA Valerie Plame kepada wartawan.

Langkah Bush itu dimaksudkan sebagai pembalasan terhadap artikel yang ditulis Joseph Wilson, suami Plame, yang mengkritik alasan Pemerintah AS menginvasi Irak.

Bukti baru ini merupakan catatan jaksa penuntut Patrick Fitzgerald terhadap kesaksian Lewis Libby di pengadilan.

Hal ini "mengonfirmasi" keyakinan banyak pihak bahwa Presiden Bush dan Wapres Cheney "mungkin berperan langsung dalam pembocoran identitas Valerie Plame".

The Washington Post (7/4), mengutip Fitzgerald, menuliskan bahwa pengungkapan Libby merupakan akibat dari "keinginan kuat banyak pihak, termasuk sejumlah orang di Gedung Putih, untuk menyangkal" klaim yang ditulis mantan Duta Besar Joseph Wilson tanggal 6 Juli 2003 di The New York Times.

Wilson yang diminta CIA untuk mengevaluasi apakah Irak mencari bahan uranium ke Niger menuliskan, "Sejumlah (laporan) intelijen mengenai program persenjataan nuklir Irak telah diputar balik untuk membesar-besarkan ancaman yang datang dari Irak".

Gedung Putih belum bereaksi terhadap temuan ini. Dalam penyelidikannya tahun lalu, Fitzgerald pernah mewawancarai Bush dan Cheney. Namun tidak diketahui apa keterangan kedua tokoh itu.

Penyelidikan Fitzgerald yang berlangsung selama 33 bulan berujung dengan didakwanya Libby dengan lima tuduhan, di antaranya memberi kesaksian palsu. Libby kemudian mengundurkan diri dari jabatan Kepala Staf Wapres akhir Oktober lalu.

Bush sendiri berkali-kali mengisyaratkan dirinya "bersih". "Saya benci pembocoran, khususnya menyangkut informasi rahasia. Bila memang ada hal yang dibocorkan pemerintahan ini, saya ingin tahu siapa pembocornya. Dan bila ia melanggar hukum, orang ini akan ditangani," kata Bush dalam jumpa pers Desember 2003.

Temuan baru yang diungkapkan Fitzgerald kini menjadi topik perdebatan di Washington. Kubu Demokrat langsung mengecam dan menuntut penjelasan Bush atas keterlibatannya dalam kasus yang "luar biasa" itu.

"Bila pengungkapan ini benar, sangat luar biasa. Presiden ternyata the leaker-in-chief," kata anggota parlemen dari Demokrat, Jane Harman.

Awalnya menolak

Masih menurut The Washington Post, dalam catatan Fitzgerald tertulis bahwa Gedung Putih menganggap tulisan Joseph Wilson sebagai "serangan langsung" terhadap kredibilitas presiden dan wakil presiden menyangkut alasan AS berperang ke Irak.

Libby, tulis Fitzgerald, diperintahkan untuk "menangkis" serangan ini. Libby sendiri menganggap perintah itu "tidak biasa" dan pada awalnya ia mengajukan protes.

Namun, Wapres Dick Cheney kemudian mengatakan kepada Libby bahwa "Presiden telah memberikan otorisasinya" untuk pembocoran itu. Bukan itu saja, Cheney juga memberikan otorisasi pada Libby untuk berbicara kepada wartawan lain tentang "NIE dan Tuan Wilson".

NIE adalah kepanjangan dari National Intelligence Estimate, yaitu laporan analisis CIA yang mengatakan bahwa Irak berupaya memiliki senjata nuklir.

Kasus pembocoran ini akan semakin menyudutkan Bush yang popularitasnya terus merosot akibat didera berbagai kasus kontroversial.

Jajak pendapat AP-Ipsos menunjukkan, hanya 36 persen responden yang puas dengan kinerja Bush, hasil terendah yang pernah ada dalam jajak pendapat AP-Ipsos.

Merosotnya citra Bush diyakini akan memengaruhi posisi kubu Republik dalam pemilu sela November depan. (AP/MYR)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home