| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, May 18, 2006,12:01 PM

Semalam Bersama Presiden di Lereng Merapi…

Madina Nusrat

"Bagaimana tidurnya semalam? Sulit yah airnya di sini?" sapa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (17/5), kepada rombongan istana di lapangan Balai Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tempat itu berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak Merapi. Sapaan itu disampaikan Presiden seusai menjalankan shalat subuh bersama.

Bersama istrinya, Ani Yudhoyono, Presiden bermalam di tenda Departemen Sosial berwarna biru putih itu. Di belakang tenda ada toilet berjalan milik Akademi Militer (Akmil) Magelang. Tenda dan toilet itu panjangnya sekitar 20 meter dan lebarnya sekitar lima meter.

Tenda tidak dilengkapi pengatur udara karena udara cukup dingin. Ranjang yang dipakai Presiden adalah ranjang pegas yang lebar. Di sekeliling tenda dipagari barikade tali rafia. Pada saat Presiden berada di dalam tenda, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) berjaga mengelilingi tenda.

Tak ada acara khusus selama Presiden dan rombongan bermalam di lapangan Balai Desa Dukun. Lapangan ini sejak sebulan lalu digunakan sebagai lokasi tenda bagi tenaga penanggulangan bencana, mulai dari Search and Rescue (SAR) Jateng, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Depsos, Palang Merah Indonesia, dan sukarelawan dari Akmil.

Zanuba Arifah Chafsoh atau biasa disapa Yenny Wahid—salah seorang penasihat Presiden—yang ikut pun mengaku tak begitu jelas dengan acara bermalam di lapangan Balai Desa Dukun ini. Tanpa bisa memilih, Yenny bersama rombongan kepresidenan yang perempuan ditempatkan di tenda Akmil.

Rombongan yang laki-laki, termasuk para menteri, ditempatkan di tenda sejenis. Di atas pelbed, berupa ranjang semipermanen tanpa alas kasur, para anggota rombongan meletakkan barang-barang bawaannya.

Sebelum bermalam di Dukun, pada siang hari Presiden dan rombongan mendarat di Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa tengah hari. Terlebih dulu ia mengunjungi sejumlah tempat pengungsian bencana letusan Merapi di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, dengan pengungsi 2.400 jiwa, dan Posko Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana di Kecamatan Pakem.

Presiden melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Magelang, yang pengungsinya mencapai 11.178 jiwa. Pada pukul 14.00 Presiden dan rombongan sampai di Tempat Pengungsian Akhir Tanjung di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Di TPA Tanjung, Presiden berpesan agar para pengungsi bertahan di tempat pengungsian. Itu karena aktivitas Merapi sampai saat ini masih tinggi dan belum dapat diprediksi kemungkinan letusan selanjutnya.

Kedatangan Presiden disambut meriah para pengungsi. Mereka langsung memenuhi aula TPA Tanjung tempat Presiden menyampaikan pesannya. Kesempatan itu pun dipergunakan para pengungsi untuk bersalaman dengan Presiden yang bertubuh tinggi dan besar.

Kedatangan Presiden juga dinantikan ribuan pengungsi dari Desa Kalibening, Kecamatan Dukun, di Aula Koperasi Pegawai RI (KPRI) di Kecamatan Dukun, 200 meter dari lapangan Balai Desa Dukun.

Namun, sejak Selasa sore hingga Rabu pagi, Presiden tak juga mengunjungi mereka. Padahal, menurut Kepala Desa Kalibening Mukidad, warganya sudah bersorak-sorai saat rombongan Presiden melintas di depan Gedung KPRI. Hal ini juga diakui oleh Parmi, Kepala Dusun Kalibening Wetan.

"Warga itu sudah ingin sekali dikunjungi Presiden. Tapi kok Presiden tidak juga mampir, mengunjungi para pengungsi di sini. Mereka pulang secara diam-diam," ujar Mukidad.

Sangat ditunggu

Sepertinya memang kehadiran Presiden sangat diharapkan para warga sekitar lereng Merapi dan para tenaga Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian di lereng Gunung Merapi. Eko, Komandan SAR Jateng, mengaku senang dengan kehadiran Presiden pada hari itu. Kehadiran Presiden ini memberikan semangat bagi mereka untuk bertahan dan bekerja.

"Tak ada yang menyangka sebelumnya kalau Presiden mau bermalam di lereng Gunung Merapi. Padahal, kita tahu, Kecamatan Dukun ini termasuk wilayah rawan bencana letusan Merapi," kata Eko.

Apalagi, katanya, sebelum beranjak tidur, Presiden bersedia bermain gitar bersama tenaga SAR pada Selasa malam itu. "Ini artinya, Presiden pun peduli terhadap kami," ujar Eko.

Setiap jam yang dilalui Presiden selama bermalam di tenda Depsos tidak diwarnai acara protokoler. Hanya saja, Presiden mengadakan jumpa pers sebanyak dua kali dengan para wartawan. Untuk yang pertama, ia menyampaikan siaran persnya kepada wartawan asing dan kemudian diadakan jumpa pers untuk wartawan dalam negeri.

Dalam jumpa pers itu, Presiden menyampaikan, pelaksanaan evakuasi di kawasan lereng Gunung Merapi yang dijalankan pemerintah setempat sudah baik. Hanya tinggal menunggu respons dan kontribusi dari masyarakat sekitar untuk ikut serta dalam proses evakuasi ini.

Tujuan Presiden bermalam di Desa Dukun tak berlebihan. Seperti yang ia sampaikan pada Rabu pagi itu kepada rombongan kepresidenan, "Hidup dalam kondisi mengungsi seperti ini pasti mengalami sulit air. Untuk sampah pun tak ada tempatnya. Semuanya serba terbatas," ujar Presiden kepada rombongan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home