| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, May 18, 2006,11:59 AM

Dana Asing Mulai Masuk Kembali, Rupiah Menguat

Jakarta, Kompas - Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengungkapkan, dana asing yang pada awal pekan ini berbondong-bondong keluar dari Indonesia mulai masuk kembali. Dampaknya, nilai tukar rupiah pun kembali menguat terhadap dollar AS.

Menurut Burhanuddin, pemodal asing masuk kembali untuk membeli Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dan saham. "Sebagian eksportir juga menjual dollarnya. Jumlahnya sekitar 200 juta dollar AS," kata Burhanuddin.

Pada penutupan perdagangan di pasar spot antarbank kemarin rupiah berada di level 8.910 per dollar AS, menguat cukup tajam dibandingkan penutupan sehari sebelumnya di level 9.220 per dollar AS.

Di Bursa Efek Jakarta pemodal asing mencatat pembelian bersih sebesar Rp 424,162 miliar dengan nilai transaksi beli mencapai Rp 1,175 triliun. Ini mendorong indeks harga saham gabungan ke level 1.462,158 pada penutupan perdagangan kemarin, menguat 34,344 poin (2,405 persen) dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.

Dalam lelang Sertifikat Bank Indonesia jangka satu bulan kemarin, BI juga menyerap dana cukup besar, mencapai Rp 38,62 triliun, pada tingkat suku bunga 12,5 persen. BI Rate saat ini sebesar 12,5 persen.

Burhanuddin menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah pada awal pekan terjadi semata akibat aksi ambil untung pemodal asing di pasar saham, yang selanjutnya mengalihkan dananya ke dollar AS. Para pemodal dan eksportir akhirnya menilai bahwa sebenarnya tidak ada faktor fundamental yang bisa membuat kurs rupiah melemah terus-menerus. Karena itulah, mereka akhirnya masuk kembali ke Indonesia.

Untuk mengantisipasi terjadinya kembali gejolak nilai tukar, menurut Burhanuddin, BI akan secara konsisten melakukan sejumlah hal. Pertama, menjaga perbedaan suku bunga antara BI Rate dan Fed Fund Rate (suku bunga Bank Sentral AS) sehingga tetap menguntungkan, baik bagi investor maupun perekonomian Indonesia.

Kedua, bersama-sama pemerintah sepakat menjaga konsistensi kebijakan yang akan diambil dan memperbaiki iklim investasi. "Jika investasi riil sudah menunjukkan geliatnya, pelemahan nilai tukar seperti tak terlalu perlu dikhawatirkan," katanya.

Pengamat pasar uang dan modal Farial Anwar menjelaskan, fenomena yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menunjukkan pasar finansial Indonesia sangat rentan dari aksi spekulasi dan sangat didominasi pemodal asing. "Pasar finansial Indonesia selalu menjadi bulan-bulanan. Karena itu, sulit untuk menjaga kestabilan secara terus-menerus, seperti halnya negara lain," katanya. (FAJ)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home