| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, May 23, 2006,10:19 PM

Rentan terhadap Serangan Terorisme Melalui Dunia Maya

Kuala lumpur, senin - Asia Tenggara tidak terhindarkan dari serangan berbasis internet yang dilakukan para teroris terhadap institusi-institusi terpenting mereka meskipun sejauh ini kelompok-kelompok garis keras belum memiliki kemampuan teknis teknologi informasi yang mumpuni.

"Ancaman itu sangat nyata," kata Yean Yoke Heng, Wakil Direktur Jenderal Pusat Kontraterorisme Asia Tenggara yang berbasis di Kuala Lumpur, kemarin.

Dia memaparkan, negara-negara sedang berkembang tetap rentan terhadap serangan melalui media maya karena mereka belum membangun sistem pertahanan untuk komputer, perbankan, dan sistem berbasis teknologi informasi lainnya.

"Hal ini bukan pertanyaan apa atau bagaimana, pertanyaannya adalah kapan. Karena itu kita lebih baik menyatukan tindakan bersama dan menyiapkan diri jika serangan itu sampai terjadi," jelasnya.

Otoritas regional saat ini tidak memiliki informasi mengenai kemungkinan ancaman, yang bisa termasuk penyabotasean jaringan publik atau penyebarluasan virus komputer. Meski demikian, Yean menegaskan, jauh lebih baik jika kita berada selangkah di depan ancaman teroris ini.

Sejauh ini kelompok garis keras di Asia Tenggara seperti jaringan yang terkait dengan Al Qaeda, menurut pakar Singapura Rohan Gunaratna, baru menggunakan jaringan internet terutama untuk menyalurkan propaganda, perekrutan anggota, menghimpun dana, dan mengoordinasikan serangan-serangan bom. "Akan membutuhkan waktu lama bagi kelompok-kelompok teroris Asia Tenggara untuk mengembangkan kemampuan menyerang dengan internet," paparnya.

Gunaratna menambahkan, ada lebih dari 1.000 situs kelompok jaringan itu di Asia Tenggara. Penangkapan tersangka Riduan Isamudin atau Hambali karena dia menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan pelaku-pelaku lapangan yang terlibat dalam peledakan bom di Bali tahun 2002.

Dia sependapat dengan Yean, meskipun tidak ada bukti adanya ancaman melalui media maya dalam waktu dekat, pemerintah-pemerintah di Asia Tenggara harus terus mempelajari bagaimana kemajuan teknologi pemerintahan di AS, Eropa, dan Australia dalam menjaga aset digital mereka dari eksploitasi para teroris.

Malaysia telah mengumumkan akan membangun sebuah pusat untuk bantuan darurat manakala terjadi serangan dunia maya terhadap sistem perdagangan dan ekonomi di sejumlah negara. Perusahaan perangkat lunak AS dan perusahaan antivirus Rusia diharapkan menjadi mitra utamanya. (AP/OKI)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home