| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Friday, May 26, 2006,9:18 AM

Pasukan Asing di Timtim

Indonesia Belum Menambah Pasukan di Perbatasan

Dili, Kamis - Sebagian pasukan asing telah tiba di Dili, Timor Leste, Kamis (25/5), untuk membantu negara kecil itu memulihkan keamanan, menyusul pertempuran antara pasukan pemerintah dan mantan tentara yang dipecat. Sekitar 150 prajurit komando Australia Kamis kemarin telah mengamankan Bandara Dili.

Situasi di Kota Dili dan sekitarnya masih tegang. Baku tembak terus terdengar secara sporadis di sekitar kota itu. Namun, jumlah korban tewas maupun terluka belum diketahui secara pasti. Sejumlah pihak menyatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam pertikaian yang merebak sejak Selasa lalu.

Baku tembak kemarin terjadi antara lain di dekat Kantor Presiden Xanana Gusmao dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Di dalam kota, sejumlah gedung perkantoran dan perumahan hancur dibakar. Asap hitam mengepul di antara bangunan kosong dan jalanan yang lengang. Warga lokal maupun asing berbondong-bondong meninggalkan Kota Dili.

Sukehiro Hasegawa, Ketua Misi PBB di Timor Leste, Kamis malam, mengonfirmasi bahwa pasukan militer Timor Leste telah menembaki para polisi tak bersenjata. Dalam insiden itu sedikitnya 9 polisi tewas dan 27 lainnya luka-luka. Insiden ini terjadi saat para pejabat PBB mencoba mendamaikan kedua pihak di Kantor PBB di Dili.

Minta bantuan

Akibat situasi keamanan yang makin tak terkendali, Pemerintah Timor Leste hari Rabu secara resmi meminta bantuan kepada Pemerintah Australia, Selandia Baru, Portugal, dan Malaysia untuk mengirimkan pasukannya.

Sebagian dari 1.300 tentara Australia telah tiba di Dili kemarin dan mereka langsung mengamankan bandar udara. Pihak Malaysia akan mengirimkan 500 tentara yang telah berangkat Kamis malam, Selandia Baru 60 polisi, dan Portugal sebanyak 120 polisi paramiliter.

Perdana Menteri Timor Leste Mari Alkatiri kemarin menegaskan, bentrokan berdarah antara tentara pemerintah dan kelompok mantan tentara yang dipecat merupakan upaya penggulingan pemerintah. "Sebelumnya (awal Mei lalu) saya mengatakan aksi kekerasan itu merupakan kudeta konstitusional. Namun hari ini jelas, ini merupakan upaya sebenarnya untuk melancarkan kudeta terhadap pemerintah," kata Alkatiri kepada radio TSF yang berbasis di Lisabon, Portugal.

Kekerasan berdarah di Timor Leste dimulai April lalu ketika 591 tentara dari Angkatan Bersenjata Timor Leste, yang berjumlah 1.400 orang, dipecat setelah mereka ramai-ramai desersi.

Para tentara yang dipecat dan berasal dari wilayah barat itu mengeluhkan sikap diskriminatif para komandan mereka yang berasal dari wilayah timur. Mereka juga mengeluhkan kondisi sehari-hari yang sangat kekurangan dan gaji yang kecil.

Tidak adanya upaya dialog dari pemerintah membuat para tentara ini berunjuk rasa awal Mei lalu yang berujung dengan kerusuhan di Kota Dili yang menewaskan lima orang. Para mantan tentara itu kini bersembunyi di sekitar perbukitan dan bersumpah untuk melakukan perang gerilya.

Uskup Belo tak setuju

Pemenang Nobel Perdamaian Uskup Carlos Ximenes Belo, Kamis, menilai kedatangan pasukan internasional di Timor Leste akan menghalangi upaya negeri itu menemukan solusi damai yang permanen.

"Siapa yang akan mereka (pasukan internasional) bela dan dukung? Saya menyambut baik bantuan internasional, tapi hal itu akan memundurkan kemampuan warga Timor Leste—yang memiliki ideologi dan orientasi politik yang berbeda—untuk bisa saling mengerti," kata Belo kepada radio Renascenca yang berbasis di Lisabon.

Belo berharap pasukan asing akan bersikap netral. "Saya harap mereka akan membawa kedua pihak yang bertentangan ke dalam sebuah dialog yang akan menghasilkan solusi damai. Bila tidak, begitu pasukan internasional pergi, mereka akan berseteru lagi," katanya.

Namun, Perdana Menteri Australia John Howard kemarin menegaskan, Pemerintah Timor Leste sudah "sangat mengharapkan" (desperate) kehadiran pasukan Australia. "Sangatlah jelas, situasi di Dili hari ini semakin memburuk. Berdasarkan itulah kami akan maju terus (mengirimkan pasukan), tanpa syarat apa pun, dan 1.300 tentara akan segera tiba," kata Howard kepada para wartawan di Canberra.

Penjagaan perbatasan

Mengingat kondisi keamanan yang belum stabil di Dili, Indonesia memutuskan untuk menutup pintu perbatasan Indonesia-Timor Leste terhitung hari Jumat (26/5).

Meski demikian, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto hari Kamis di Jakarta mengatakan, TNI belum akan menambah jumlah pasukan di wilayah itu. Alasannya, langkah itu belum diperlukan mengingat pusat persoalan berada di Dili yang terletak cukup jauh dari perbatasan. TNI hanya akan meningkatkan kewaspadaan di pos-pos perbatasan.

Instruksi dari Jakarta tersebut langsung dilaksanakan di lapangan. "Sebenarnya instruksi penutupan pintu perbatasan diturunkan hari ini (Kamis), namun karena sudah sore dan pintu perbatasan juga sudah tutup, maka penutupan akan diberlakukan besok (hari ini, Jumat)," tutur Komandan Sektor Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste Kolonel Ediwan Prabowo di Atambua, kota Kabupaten Belu, kabupaten yang berbatasan langsung dengan tepi barat Timor Leste. Ediwan dihubungi Kompas, Kamis.

Dengan adanya kebijakan penutupan pintu perbatasan ini, semua warga negara Timor Leste akan ditolak masuk ke Indonesia. "Sedangkan bagi warga negara asing lainnya, sifatnya dilarang, namun apabila mereka terancam keselamatannya, maka akan diizinkan melintas dan akan ditampung di kawasan steril berjarak sekitar 300 meter dari pintu perbatasan," ujar Ediwan.

Sebaliknya dari arah Indonesia menuju Timor Leste, warga Timor Leste tetap diizinkan kembali ke negaranya, tetapi kepada mereka akan diberikan penjelasan situasi terakhir. Warga asing yang berkeinginan masuk ke wilayah Timor Leste melalui pintu perbatasan dianjurkan untuk menundanya hingga situasi kembali normal.

Saat ini pintu perbatasan Motaain dan Motamasin, serta pintu perbatasan Wini dan Napan, dijaga satuan pengamanan perbatasan didukung koramil, pos polisi, dan aparat kecamatan. (AFP/REUTERS/ LUK/JOS/AGN/MYR)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home