| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Monday, May 15, 2006,11:11 AM

Mari Lawan Para Perusak Bangsa

Wapres: Umat Islam Harus Hadapi Anarki

Jombang, Kompas - Bangsa ini harus bisa mencapai kesejahteraan dan memajukan masyarakatnya. Jika tidak, maka yang akan menderita umat Islam sendiri. Itu sebabnya, bangsa ini perlu melawan semua upaya yang akan merusak kehidupan bangsa.

Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai melakukan pertemuan dengan 37 ulama Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Tebu Ireng asuhan KH Solahuddin Wahid di Jombang, Jatim, Minggu (14/5) malam. Pertemuan itu dilanjutkan dengan Sema'an Khataman Al Quran. "Kita punya persoalan bagaimana membuat bangsa dan umat maju. Kita harus menghadapi masalah anarki yang bisa merusak kehidupan bangsa," ujarnya.

Hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin, Menteri Agama M Maftuh Basyuni, Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, KH Yusuf Hasyim (Ketua Mustasyar Ponpes Tebu Ireng), KH Jazuli Nur (Ponpes Burneh, Bangkalan), KH Habib Ahmad (PP Abu Hurairoh Perak, Jombang, dan KH As'ad Umar (Ponpes Darul Ulum Peterongan, Jombang).

Salah satu persoalan penting umat, menurut Kalla, adalah bagaimana meningkatkan amal saleh. Itu sebabnya, ulama harus membantu membimbing masyarakat. Pesantren harus mampu menghubungkan penguasaan teknologi dan ilmu keagamaan. Keduanya sangat penting untuk kemajuan bangsa. "Suatu bangsa tidak akan bisa maju tanpa menguasai teknologi dan bimbingan agama," ujarnya.

Tentang pertemuan dengan ulama, Kalla mengatakan, para kiai meminta agar pemerintah dapat menyelesaikan persoalan anarkisme yang muncul di masyarakat. "Termasuk meminta agar RUU APP (Rancangan Undang-Undang Antipornografi dan Pornoaksi) bisa segera diselesaikan," ujarnya.

Sebelum pertemuan, Solahuddin mengatakan, kehidupan beragama kini sudah baik. Konflik keagamaan di Ambon, Poso, dan daerah lain sudah selesai meski ada sejumlah ganjalan di internal kalangan Islam, seperti persoalan Ahmadiyah dan RUU APP.

Khusus RUU APP, Solahuddin menilai, kalaupun UU itu disahkan, tidak akan berjalan baik kalau tak dilaksanakan bersamaan dengan perbaikan kepolisian. "Saat ini biaya operasional polisi masih kecil yang membuat mereka susah bergerak," ujarnya.

Tentang pertemuan ulama dengan Wakil Presiden, Solahuddin mengatakan, tidak punya agenda khusus yang akan dibicarakan. Pertemuan itu merupakan silaturahmi saja. "Kami mengundang untuk menutup kegiatan rutin pesantren, yaitu Sema'an yang bacaannya akan diselesaikan malam ini," ujarnya.

Menurut Maftuh, dalam pertemuan itu antara lain kiai meminta pemerintah segera menyelesaikan RUU APP. "Dijawab Pak Wapres bahwa RUU itu sekarang ada di DPR," ujarnya.

Dalam acara Sema'an, Maftuh mengatakan, Al Quran dapat membimbing masyarakat jika aturannya diikuti. Itu sebabnya, Sema'an perlu dipopulerkan. "Negeri kita dapat segera menyelesaikan persoalan yang ada jika tetap baca Quran," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dalam sambutannya mengatakan, Ponpes Tebu Ireng sebagai pusat ponpes telah melahirkan ormas Islam terbesar, NU. "Semoga kedatangan saya dapat menjadi silaturahim NU dan Muhammadiyah," ujarnya.

Menurut Din, jika NU dan Muhammadiyah bersatu, maka sebagian besar masalah umat Islam bisa diselesaikan. Dan jika persoalan umat Islam terselesaikan, maka sebagian besar masalah bangsa akan selesai dengan sendirinya. "Saya berharap agar tidak ada lagi konflik di antara umat. Marilah bersatu untuk ukhuwah Islamiyah, menjadikan Islam bangkit dan maju sehingga bisa jadi penentu kekuatan masa depan bangsa," ujarnya. (MAM)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home