| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Saturday, May 13, 2006,4:15 PM

Presiden Iran

Negara Barat dan Zionis Berada dalam Krisis


Jakarta, Kompas - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membantah bahwa Iran saat ini menghadapi sebuah krisis karena masalah pengembangan teknologi nuklirnya.

Sebaliknya, ia justru menilai negara-negara Barat dan zionis Israel yang kini berada dalam sebuah krisis yang sangat berbahaya.

Hal itu ditegaskan Presiden Ahmadinejad ketika menyampaikan pandangan-pandangannya, baik di Kampus Universitas Indonesia, Depok, maupun di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ciputat, Kamis (11/5).

Sebelum hadir dan menyampaikan pidatonya di kedua perguruan tinggi itu, Presiden Iran tersebut sempat melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Ahmadinejad juga sebenarnya dijadwalkan akan berkunjung ke DPR pukul 13.30. Akan tetapi, kunjungan itu secara mendadak dibatalkan karena alasan keamanan terkait, menyusul adanya data intelijen tentang rencana demo.

Pimpinan DPR, fraksi-fraksi, dan komisi yang sudah bersiap- siap menyambut kehadiran Ahmadinejad di Gedung DPR menyesalkan kejadian tersebut dan sepakat untuk menelusuri kebenaran alasan yang dinilai mengada-ada itu.

Kehilangan falsafah

Menurut Presiden Iran, gambaran bahwa Iran tengah berada dalam sebuah krisis hanyalah propaganda yang selalu disampaikan negara-negara Barat.

"Kami tidak menghadapi krisis, justru merekalah yang menghadapi krisis. Mereka berniat untuk mengingkari dan menghalangi Iran untuk mencapai teknologi modern, tetapi mereka tidak berhasil. Mereka melakukan segala macam propaganda untuk menakut-nakuti Iran, tetapi siapa takut...," ungkapnya, disambut tepuk tangan riuh sekitar 2.500 orang yang mendengarkan pidatonya di UIN Jakarta.

Menurut Ahmadinejad, sekarang ini sebenarnya negara-negara Barat dan rezim zionis Israel justru berada dalam sebuah krisis yang sangat berbahaya dan mematikan. Beberapa negara Barat telah kehilangan filsafat eksistensinya.

"Kekuatan dan sandiwara mereka itu telah dibongkar terhadap kami. Rezim zionis Israel juga kehilangan filsafat eksistensinya. Mereka membangun Israel dengan tujuan mengembangkan penjajahan. Mereka membangun Israel untuk terus-menerus memberikan tekanan kepada negara-negara di kawasan tersebut," paparnya.

Negara-negara Barat, lanjut Ahmadinejad, mendirikan Israel untuk menjamin kepentingan mereka sendiri. Namun, sekarang ini justru hari demi hari Israel terus mundur.

"Dia (Israel) sudah menjadi kanker yang terus-menerus menelan biaya Barat di kawasan Timur Tengah. Kami tidak menghadapi krisis, justru merekalah," ujarnya sambil menambahkan bahwa jika Barat tidak lagi mendukung rezim zionis, rezim itu akan runtuh dan ancaman-ancaman yang bersumber darinya akan hilang.

Ahmadinejad menegaskan, rezim zionis merupakan ancaman yang sifatnya permanen untuk dunia. Sayangnya rezim zionis itu terus-menerus didukung oleh Barat.

"Barat mengorbankan nilai-nilai liberalismenya untuk mendukung Israel dan membiarkannya untuk melakukan apa saja. Kami percaya pemerintah seperti itu tidak akan bisa bertahan lama karena dibangun atas dasar kezaliman, dan kezaliman tidak akan bertahan lama," kata Ahmadinejad.

Dalam kesempatan terpisah, kepada Ahmadinejad ditanyakan apakah Iran merasa sendirian dalam menghadapi tekanan Barat berkaitan dengan program nuklir yang dikembangkannya. Ahmadinejad menegaskan, sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Iran tidak pernah merasa takut meski harus berjalan sendirian.

"Apa yang dilakukan bangsa Iran (dalam pengembangan program nuklir) bukanlah sekadar mempertahankan haknya orang Iran, tetapi haknya negara-negara Islam," katanya.

"Oleh karena itu, saya berharap saudara-saudara kami mau ikut mendukung, dan alhamdulillah sekarang banyak sahabat kami yang melakukan itu, salah satunya adalah rakyat Indonesia," kata Presiden Iran.

Tentang langkah yang sebaiknya dilakukan Indonesia untuk ikut meredakan ketegangan, Ahmadinejad sambil tertawa mengatakan, "Tolong sampaikan kepada negara yang biasa membuat masalah (troublemaker) untuk tidak membuat masalah."

Ahmadinejad juga menegaskan bahwa Iran tidak akan pernah memenuhi apa yang diminta Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk menghentikan kegiatan pengayaan uranium, sepanjang itu tidak berlaku sama bagi negara yang juga memiliki program pengayaan uranium.

Tidak jelas motifnya

Sementara mengenai soal batalnya kunjungan ke DPR, Kepala Bagian Humas DPR Riado Simanjuntak menyatakan, informasi akan adanya demo itu baru diterima DPR lebih kurang setengah jam sebelumnya dari Penanggung Jawab Pengamanan Presiden Iran, Mayor Qobri.

Namun, setelah Ketua DPR Agung Laksono mengonfirmasi hal ini, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto justru sempat terkejut dan menyatakan kondisi keamanan di ibu kota tidak ada masalah.

"Saya tidak tahu motifnya. Kemarin, sudah datang ke MPR diperbolehkan, ke DPD diperbolehkan. Tapi ke DPR ada alasan keamanan. Ada apa ini?" ujar Agung.

Dia menambahkan, kejadian ini bisa berdampak internasional karena mengesankan seorang presiden tidak aman menemui DPR.

Namun, rencana kunjungan Ahmadinejad itu akan dijadwal ulang menjadi hari Jumat ini pukul 14.30. (SUT/TOM/MUK/OKI)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home