| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Saturday, May 13, 2006,4:17 PM

AS-Rusia Terus Saling Kecam

Rumsfeld Kritik Kebijakan Energi Rusia

Washington, Kamis - Perang kata-kata antara Washington dan Moskwa terus berlanjut. Setelah kritik Wakil Presiden AS Dick Cheney dibalas Presiden Rusia Vladimir Putin pada pidato kenegaraan hari Rabu (10/5), giliran Menhan AS Donald Rumsfeld kemarin menohok Rusia dalam tulisannya di harian Perancis, Le Figaro.

Rumsfeld dalam tulisan itu menyatakan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) terhadap kebijakan Rusia yang menggunakan energi sebagai "senjata politik".

Dalam halaman opini harian itu, Rumsfeld menyebutkan, saat ini kebijakan keamanan AS terfokus pada Irak dan Afganistan. "Namun, di masa depan, kebijakan AS akan ditentukan oleh China dan Rusia," tulisnya.

Rusia, kata Rumsfeld, adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang besar dan merupakan mitra AS dalam soal keamanan.

"Namun, dalam isu-isu tertentu, Rusia tidak kooperatif dan telah menggunakan sumber energinya sebagai senjata politik," lanjut Rumsfeld.

Ini adalah "serangan" lanjutan pejabat AS terhadap Rusia. Selasa lalu, Wakil Presiden Dick Cheney lebih dulu menyatakan bahwa Rusia sedang memainkan "politik energi" dengan para tetangganya, dan menempatkan para perusahaan AS dalam posisi yang tak menguntungkan.

Pernyataan Cheney di hadapan para pemimpin negara-negara Baltik dan Laut Hitam di Lituania itu membuat berang Rusia. Apalagi Cheney mengatakan bahwa Rusia "telah berjalan mundur dalam demokrasi dan menggunakan minyak dan gas untuk mengintimidasi para tetangganya".

Sejumlah analis memperkirakan, Rusia tidak akan tinggal diam dan akan melakukan pembalasan terhadap pernyataan Cheney dengan sebuah "aksi".

Reaksi balasan muncul dalam pidato kenegaraan Putin di Kremlin, Rabu lalu. Putin menegaskan, Rusia memerlukan militer yang kuat, yang bukan saja penting untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, tetapi juga untuk melawan tekanan politik pihak asing.

"Kita harus selalu siap melawan tiap upaya untuk menekan Rusia," kata Putin, yang menggarisbawahi pembangunan persenjataan besar-besaran yang dilakukan AS.

Putin juga menyindir makna demokrasi bagi AS yang disebutnya "hanya untuk menjamin kepentingan mereka sendiri".

Reaksi Gedung Putih

Pidato Putin langsung memperoleh reaksi balik dari Gedung Putih. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Sean McCormack mengatakan bahwa AS memang memiliki sejumlah "perbedaan" dengan Rusia.

"Mengenai perbedaan itu telah banyak muncul di publik dalam sebulan terakhir ini. Menlu Rice telah mengatakannya, Presiden Bush telah mengatakannya, dan Wapres Dick Cheney juga telah mengatakannya," kata McCormack.

Meski demikian, lanjut McCormack, di sejumlah bidang lainnya AS memiliki kemitraan yang kuat dengan Rusia.

Kompetisi migas

Perusahaan minyak AS, Chevron dan ConocoPhillips, saat ini sedang bersaing dengan perusahaan Perancis, Total; dan perusahaan Norwegia, Satoil; untuk menjadi mitra industri gas Rusia, Gazprom; di Shtokman.

Kritik Cheney dikhawatirkan para pebisnis AS akan memengaruhi keputusan Moskwa dalam menentukan mitra bisnisnya.

"Waktunya tidak tepat untuk mengatakan itu," kata John Mitchell, analis masalah-masalah internasional dari Royal Institute di London.

Namun, sejumlah analis lainnya merasa optimistis bahwa pasar AS akan sulit diabaikan oleh Rusia karena proyek Shtokman merupakan proyek raksasa yang membutuhkan pasar AS yang sedang menanjak (booming).

"Terlepas dari apa yang dikatakan Cheney, dari sudut pandang ekonomi, tak ada alasan bagi Rusia untuk mengubah apa yang terjadi di Shtokman," kata Frank Harris dari Wood Mackenzie.

"Pasar Amerika Utara merupakan kunci. Namun, bila sampai tak ada satu perusahaan AS pun yang terpilih nantinya, ini bukanlah akhir dari segalanya," lanjut Harris. (AFP/REUTERS/MYR)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home