| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Wednesday, April 05, 2006,11:34 AM

UNESCAP Fokus pada Negara Kepulauan Pasifik

Pengembangan Infrastruktur dan Investasi Akan Menjadi Agenda

Jakarta, kompas - Negara-negara di kepulauan Pasifik membutuhkan perhatian dari Asia karena saat ini kawasan itu tengah terbelit masalah.

Sekretaris Jenderal United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) Kim Hak-Su menyebutkan, di antara ke-62 negara anggota ESCAP terdapat 14 negara di kepulauan Pasifik dan 17 negara pulau kecil yang tidak saja membutuhkan perhatian khusus, tetapi juga bantuan untuk peningkatan ekonomi.

”Mereka biasa disebut negara-negara yang mengalami kemunduran,” ujarnya dalam wawancara dengan Kompas, Selasa (4/4).

Untuk mendengarkan masalah langsung dari sumbernya, tahun ini ESCAP mengundang kepala negara dari setiap negara kepulauan Pasifik dalam pertemuan ke-62 UNESCAP PLUS. Persoalan yang menjadi ganjalan negara di kepulauan Pasifik bisa didiskusikan dan menghasilkan solusi konkret. ”Ada kesempatan negara di kepulauan Pasifik untuk berinteraksi dengan negara-negara di Asia yang roda perekonomiannya berputar dinamis seperti China dan India. Tujuannya agar kita bisa berkembang bersama,” kata Hak-Su.

Negara-negara di kepulauan Pasifik terbelit berbagai masalah karena letak geografis mereka yang terlalu jauh dari pusat perdagangan dunia. Selain itu, tidak semua negara di Pasifik memiliki kekayaan sumber alam untuk dikembangkan. Mayoritas negara di kepulauan Pasifik mengembangkan sektor perkebunan tanaman kelapa, cokelat, dan kopi. Jika tidak ada sumber alam, Hak-Su mengusulkan untuk mengembangkan sektor pariwisata seperti yang dilakukan Fiji. Selain pariwisata, sektor perikanan, khususnya ikan tuna, juga bisa dikembangkan.

Awalnya ketika dibentuk tahun 1949, negara di kepulauan Pasifik tidak masuk dalam keanggotaan. Namun lama-kelamaan negara-negara ini mendapat perhatian dan bantuan konkret tahun 1984. Selama ini kondisi dan kualitas hidup di negara di kepulauan Pasifik seperti di Vanuatu dan Solomon, kata Hak-Su, sulit dan serba terbatas. Kondisi itu diperparah dengan tidak mampunya mereka berkomunikasi dengan dunia luar kecuali dengan Australia dan Selandia Baru.

”Menjadi tantangan berat bagi kita untuk membantu mereka. Apalagi selama ini mereka mampu bertahan hidup karena negara di kepulauan Pasifik mendapat banyak bantuan dana dari berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia, ADB, dan IMF. Sayang bantuannya tidak merata dan hanya berupa dana. ESCAP tidak hanya memberi dana tetapi lebih pada pengembangan masyarakatnya. Prinsipnya, biarkan mereka memutuskan jalan hidupnya sendiri dan hidup dengan cara mereka sendiri,” katanya.

Pengembangan masyarakat ini dinilai Hak-Su bantuan yang paling penting dan paling dibutuhkan oleh negara-negara kepulauan Pasifik. Tujuannya agar suatu saat mereka bisa mandiri dan tidak lagi menggantungkan pada bantuan pihak lain. Pengembangan masyarakat seperti itu telah dilakukan ESCAP di Kamboja dan Laos.

Infrastruktur penting

Isu penting lain yang akan menarik perhatian adalah persoalan pengembangan infrastruktur. Isu ini dinilai akan memiliki dampak jangka panjang di semua negara jika tidak segera ditangani. Perkembangan Asia dinilai Hak-Su terlalu cepat. Namun perkembangan yang cepat itu tidak didukung infrastruktur yang memadai seperti jalan, persediaan air bersih, dan ketersediaan listrik. Jika didiamkan saja, maka lama-kelamaan perkembangan ekonomi berbagai negara melambat. (LUK)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home