| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Friday, March 17, 2006,11:45 AM

Mendukung Indonesia

Alexander Downer

Australia dan Amerika Serikat menikmati aliansi demokrasi yang telah berlangsung lama, bersatu melawan terorisme. Di Asia, Indonesia negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan bangsa dengan penduduk Muslim terbesar sedang muncul sebagai sekutu kunci dalam perang melawan terorisme.

Itulah mengapa Australia menyambut baik kunjungan Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice ke Jakarta, Rabu (15/3) lalu, dan pemulihan hubungan militer AS dengan negara yang majemuk dan secara strategis penting.

Selain China dan India, Indonesia muncul sebagai pemain politik yang penting di Asia. Nusantara adalah anggota terdepan Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara beranggotakan 10 negara dan memainkan peran vital di lembaga-lembaga regional seperti Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik dan Pertemuan Puncak Asia Timur.

Krisis dan bencana

Yang penting bagi Australia dan AS, Indonesia mendorong struktur regional Asia Pasifik yang terbuka dan inklusif. Kepentingan strategisnya meningkat mengingat lokasinya di jantung perdagangan timur-barat. Indonesia berbatasan langsung dengan jalur laut Selat Malaka, yang setiap tahun dilewati produk-produk domestik dunia dan, yang terpenting, minyak.

Transformasi politik di Indonesia beberapa tahun terakhir ini amat istimewa. Tidak hanya pemilu yang bebas serta jujur dan adil (jurdil), namun demokrasi telah dipeluknya. Sebanyak 77 persen pemilih sah memberikan suara pada Pemilu 2004 dan memilih Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden. Hal ini merupakan partisipasi besar yang membuat iri banyak negara demokrasi Barat. Dengan penduduk mayoritas Muslim, Indonesia tentu disorot dunia Islam. Bagi Indonesia, ini bukan hal mudah.

Indonesia memerlukan waktu untuk pulih dari krisis ekonomi akibat krisis keuangan Asia 1997- 1998. Krisis ekonomi belum terselesaikan, Indonesia dihantam bencana alam, tsunami Samudra Indonesia yang menghancurkan sebagian besar kawasan Aceh.

Tidak hanya itu, konflik separatisme di Aceh merupakan tantangan yang sulit. Syukurlah Presiden Yudhoyono telah membuktikan dirinya siap menghadapi aneka masalah itu. Tahun lalu Presiden Yudhoyono mengadakan perjanjian perdamaian guna mengakhiri konflik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah berlangsung beberapa dekade. Kini, Presiden sedang mengusahakan hal yang sama untuk wilayah Papua dengan menawarkan otonomi lebih besar.

Soal terorisme

Seperti sekutu bangsa-bangsa yang bebas, Indonesia juga ”akrab” dengan terorisme. Indonesia terkena dampak paling buruk dari serangan terorisme yang membunuh ratusan penduduknya dan banyak warga Australia sejak tahun 2002. Namun, para pemimpin Indonesia telah membulatkan tekad dalam memerangi teroris. Lebih dari 200 orang yang disangka teroris dan pendukung terorisme ditangkap selama beberapa tahun terakhir. Dari jumlah itu, lebih dari 40 orang dijatuhi hukuman karena terlibat bom Bali 2002.

Dalam seminar internasional membangun kerja sama melawan terorisme, dengan tepat Presiden Yudhoyono mengungkap perang melawan terorisme sebagai ”pertempuran untuk mengambil hati dan pikiran”. Australia sependapat untuk menggunakan ”kekuatan lunak” pada bidang ekonomi, intelektual, dan kerohanian guna memerangi terorisme.

Pemerintah Australia amat berbesar hati atas seruan Presiden Yudhoyono kepada para tokoh masyarakat dan warga dunia agar ”berperan dalam perang besar antar-ide, dan membantu menyebarluaskan nilai toleransi dan rasa hormat terhadap kemajemukan” serta ”menghapus garis buatan yang sering disebut antara Barat dan dunia Islam”.

Perlu dukungan

Indonesia merupakan bangsa amat penting dalam perjuangan global. Indonesia memerlukan dan pantas mendapat dukungan penuh negara-negara yang memiliki aspirasi serupa.

Indonesia merupakan contoh nyata tentang daya tarik insting demokrasi yang tidak terikat budaya, sejarah, atau agama. Keberhasilan demokrasi bersamaan kenaikan 50 persen lebih produk domestik bruto per kapita di Indonesia sejak 2000. Di sana, suara-suara kemoderatan dan toleransi lebih didengarkan daripada khotbah soal kekerasan dan ekstremisme.

Rakyat Indonesia akan menjadi pemenang besar dalam kepentingan seluruh masyarakat internasional termasuk dunia Muslim bahwa demokrasi Indonesia kian mengakar, ekonomi terus berkembang, dan Indonesia memenangi pertempuran melawan ekstremisme. Australia dan AS berdiri di samping Indonesia untuk memajukan cita-cita ini.

Alexander Downer
Menteri Luar Negeri Australia

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home