| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, March 14, 2006,10:42 AM

Hadirnya Rice Cerminkan Apresiasi AS

Jakarta, kompas - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice, Selasa (14/3) ini, akan memulai kunjungan dua hari di Jakarta. Kunjungan yang sempat tertunda beberapa bulan ini merupakan cerminan dari apresiasi AS atas perkembangan yang terjadi di Indonesia.

Di Jakarta Rice akan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda, dan Menteri Koordinator Perekonomian Boediono. Ia juga akan mengunjungi satu sekolah Islam di Jakarta Pusat dan berpidato di depan forum Indonesia Council of World Affairs.

”Kunjungan ini mencerminkan apresiasi Pemerintah AS terhadap perkembangan yang terjadi di Indonesia pada era reformasi. Kunjungan ini merupakan apresiasi AS terhadap peran penting Indonesia di kawasan, baik di ASEAN maupun Asia Timur,” kata Menlu Hassan Wirajuda seusai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin kemarin.

Hassan mengatakan, ada kecenderungan baru dalam pandangan Pemerintah AS soal Indonesia dalam kacamata strategis, yang berbeda dengan pandangan AS pada masa-masa sebelumnya. ”Sebelumnya Indonesia dilihat dari sisi tertentu, seperti pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu, kasus Timika, dan reformasi militer. Pergeseran ini merupakan apresiasi terhadap apa yang dilakukan Indonesia, terutama keberhasilan di masa reformasi,” kata Hassan.

Ia menambahkan, kunjungan ini juga membuka upaya peningkatan hubungan yang lebih luas dan mendalam antara Indonesia dan AS.

Kemarin, Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI Yuri Thamrin dan Desra Percaya mengatakan, kunjungan Menlu AS itu akan lebih dititikberatkan pada peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan Menlu Hassan menanyakan lagi keberadaan Hambali yang kini menjadi tawanan AS.

”Masalah Freeport mungkin saja disinggung dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Perekonomian,” kata Desra.

Ia juga mengatakan tidak ada kesepakatan tertulis yang akan dihasilkan dari pertemuan kedua menlu nanti.

Rice dijadwalkan berkunjung ke sebuah sekolah Islam di Jakarta, Selasa pagi, sebelum bertemu dengan Menlu Hassan. Desra mengatakan kunjungan ini terkait dengan bantuan yang diberikan oleh USAID (badan bantuan AS).

Kepala Badan Intelijen Negara Syamsir Siregar mengungkapkan, situasi dan kondisi keamanan menjelang kunjungan Menlu Rice di Jakarta cukup kondusif. Namun, ia mengakui, kunjungan Rice akan diwarnai aksi demo oleh kelompok-kelompok yang anti-AS.

”Kalau mau melakukan demo, silakan saja. Itu biasa. Asal jangan berbuat anarkis. Kemungkinan demo itu ada karena memang ada kelompok-kelompok yang anti-AS,” ucap Syamsir menjawab pers sebelum mengikuti rapat khusus yang dipimpin Presiden di Kantor Presiden kemarin.

Hadir dalam rapat tersebut antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla dan tiga menteri koordinator serta sejumlah menteri terkait, termasuk Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dan Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Sutanto.

Menurut Syamsir, selama kunjungan Rice, pihaknya bersama aparat keamanan lainnya akan melakukan pengamanan.

Percepatan normalisasi

Mengenai topik yang akan disampaikan Pemerintah Indonesia terkait dengan kunjungan Menlu AS, Djoko Suyanto menyatakan, pihak TNI akan meminta percepatan normalisasi pasca-embargo militer yang dilakukan Pemerintah AS.

”Kami akan meminta percepatan proses tersebut. Embargo itu dicabut November 2005, atau sudah berjalan empat bulan. Berdasarkan prediksi saya, untuk normalisasi dibutuhkan waktu 1-1,5 tahun dengan melihat pengalaman Pakistan yang memerlukan waktu 1-1,5 tahun,” ujarnya.

Djoko menambahkan, pihaknya juga meminta pemulihan program International Military Education and Training (IMET). ”Apakah diperbanyak frekuensi, jenis pendidikannya, atau lainnya, misalnya menambah jumlah personel seperti yang kita inginkan dalam pendidikan itu,” papar Djoko. (HAR/INU/OKI/JAN)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home