| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Sunday, March 12, 2006,5:19 PM

Masyarakat Jangan Terpancing

Denpasar, Kompas - Puluhan mahasiswa Bali, gabungan dari Universitas Udayana, Institut Hindu Dharma Negeri, Universitas Warmadewa, serta keluarga besar mahasiswa dari Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat, hari Sabtu (11/3) mengecam peledakan bom di Kompleks Pura Agung Jagatnata, Poso, Jumat lalu.

Meski begitu, mereka mengajak masyarakat tidak terpancing peristiwa itu. Selain itu, mahasiswa menuntut polisi segera mengusut pelaku peledakan.

Aksi damai dengan membawa poster dan orasi dilakukan di halaman dalam Markas Besar Kepolisian Daerah (Polda) Bali.

Para mahasiswa itu diterima Kepala Bidang Humas Polda Bali Komisaris Besar AS Reniban, Direktur Samapta Polda Bali Komisaris Besar Ismail Ernawi, dan Kepala Kepolisian Kota Besar Denpasar Komisaris Besar Dewa Made Parsana.

”Kami akan menyampaikan aspirasi para mahasiswa ke Mabes Polri. Namun, pada dasarnya kami mendukung agar masyarakat Bali tidak terpancing oleh peristiwa Jumat lalu di Poso itu,” kata Reniban.

Ia juga mengatakan, polisi di Bali segera mengantisipasi hal yang tidak diinginkan pascapeledakan bom di Pura Agung Jagatnata. Hingga kemarin ratusan polisi masih terus disiagakan.

Seperti diberitakan, sebuah bom meledak di Kompleks Pura Agung Jagatnata Stana Mariana, Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Jumat lalu pukul 07.45 Wita. Peledakan itu mengakibatkan rumah penjaga pura hancur dan melukai I Nengah Sugiarta (40), pengurus pura.

Dalam orasinya, koordinator mahasiswa, D Sures Kumar, mengatakan, peristiwa itu sensitif karena menyangkut tempat ibadah agama Hindu. ”Kami tidak ingin tergiring oleh isu SARA dan konflik antaragama. Karena itu, kami minta polisi segera menyelesaikan tuntas dan menangkap pelakunya,” ujar Sures.

Selain itu, para mahasiswa juga membacakan beberapa tuntutan lain. Mereka meminta pemerintah menuntaskan konflik-konflik tahunan di Poso dan tidak menjadikan masyarakat Poso sebagai alat politik penguasa. Mereka juga menginginkan masyarakat bersatu dan mempererat persaudaraan antaragama, ras, golongan, dan suku. (ays)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home