| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Monday, September 11, 2006,1:58 PM

Presiden: Jadikan ASEM Dialog Multilateralisme

KKT Ke-6 Hendaknya Bantu Perdamaian di Timur Tengah
J.Osdar

Helsinki, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan agar para pemimpin Asia dan Eropa yang tergabung dalam ASEM (Asia-Europe Meeting) di Helsinki, Finlandia, Minggu (10/9), saling bantu dan menjadikan ASEM sebagai forum dialog dan multilateralisme dalam tangani masalah internasional.

Yudhoyono juga mengatakan, ASEM adalah suatu dialog yang konstruktif antara kebudayaan besar Eropa dan Asia, di mana dialog antarkepercayaan menjadi suatu aspek penting dari hal itu.

Presiden dalam kesempatan ini juga menyampaikan terimakasih kepada berbgai pihak yang membantu terjadinya perdamaian di Aceh dan ia berharap perdamaian semacam itu bisa juga terjadi di Timur Tengah.

KTT Ke-6 ASEM yang dihadiri 38 pimpinan negara/pemerintahan Eropa dan Asia ini membahas soal dialog antarkepercayaan yang berbeda, antarakebudayaan yang berbeda, soal energi serta globalisasi.

Pimpinan Negara yang menyampaikan sambutan selain Yudhoyono antara lain adalah, Presiden Finlandia Tarja Halonen, Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun, dan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso.

Sementara itu, Presiden Finlandia Tarja Halonen dalam sambutan pembukaan acara KTT ini antara lain menekan, multirasialisme adalah sarana kunci untuk menciptakan situasi demokrasi dan kerangka yang absah dan terpadu bagi gerak globalisasi.

Kepala negara dari negeri makmur berpenduduk 5,2 juta orang ini juga mengingatkan, keuntungan yang muncul dari globalisasi tidak bisa dinikmati semua orang di dunia. Katanya, semakin banyak orang yang hidup miskin dan menderita atau terhempas karena globalisasi.

"Oleh karena itu kita perlu memusatkan perhatian pada dimensi sosial dari globalisasi dan penurunan jumlah orang miskin. ASEM bisa secara efektif membantu terjadinya globalisasi yang llebih jujur dan adil," ujar presiden wanita ini.

Sedangkan, Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen dalam sambutannya juga menekankan pentingnya dialog tentang kebudayaan dan keberadaban. Ia mengharapkan keberagaman dari negara-negara ASEM ini bisa mendorong dialog antara masyarakat yang berbeda dalam kepercayaan dan kebudayaan.

Ia yakin dialog semacam itu bisa mengembangkan toleransi dan saling pengertian dan bisa jadi sarana menghindari salah paham antarkulltural dan sikap stereotip.

ASEM merupakan forum kontak dan jumpa antara negara-negara Eropa dan Asia dibentuk tahun 1996. Pertemuan pertama berlangsung di Bangkok, Thailand, tahun 1996. Ketika itu Presiden Finlandia masih menjabat sebagai menteri luar negeri. KTT ASEM ke-6 yang kini beranggotakan sekitar 38 negara dari Eropa dan Asia, 25 di antaranya anggota Uni Eropa. Seluruh negara anggota ASEM, mewakili 40 persen dari populasi penduduk dunia dan 50 persen dari produk domestik bruto (GDP) global.

KTT ke-6 kali ini membicarakan usaha memajukan dialog antakepercayaan dan antarabudaya serta meningkatkan usaha mengefesienkan penggunaan sumber energi serta penggunaan sumber -sumber energi yang bisa diperbaharui.

Dalam pertemuan ini juga dibahas usaha memperkuat dan menampilkan kembali Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai pusat sistem multilalateralisme yang efektif. Namun sebuah tabloid independen terbitan Belgia, "European Voice" yang dibagikan di media center KTT ASEM di Helsinki antara lain melontarkan kritik terhadap pertemuan ASEM dengan mengatakan, "Pertemuan Helsinki ini akan menjadi kelahiran dari sebuah cemooh atau tamparan " .

Tabloid ini mengkaitkan kritiknya dengan masalah perdagangan dunia yang semakin dirasa tidak adil, kemudian disusul dengan masalah Lebanon dan peran PBB yang tidak banyak bisa diharapkan. Kritik itu juga memperlihatkan maslah Iraq, Afghanistan dan proliferasi nuklir dan seterusnya.

Pertemuan Pemimpin Asia

Sebelum forum ASEM dimulai, Presiden Yudhoyono bersama Presiden Korea Selatan Roh Moo Hyun memimpin pertemuan para pemimpin Asia di Helsinki, Finlandia, Minggu pagi waktu setempat, membahas berbagai isu kawasan dan internasional.

Pertemuan yang berlangsung di Helsinki Fair Center dan digelar menjelang pembukaan KTT ke-6 ASEM itu diikuti para kepala negara dari ASEAN dan tiga negara Asia Timur (China, Jepang, Korea Selatan) yang menjadi anggota ASEM.

Presiden Yudhoyono memimpin pembahasan agenda pertama yang membahas isu-isu internasional dan regional serta informasi tentang masa depan peran Sekretariat ASEAN sebagai anggota ASEM serta masa depan mekanisme koordinasi Asia. Sejauh ini, belum ada keterangan atas pertemuan tertutup itu.

Sebab, setelah pertemuan tersebut, Presiden Yudhoyono langsung melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso, sebelum mengikuti pembukaan KTT Ke-6 ASEM. Jadwal yang padat dan dilakukan berturut-turut menyebabkan Presiden Yudhoyono, hingga berita ini diturunkan belum sempat menjelaskan hasil rangkaian pertemuan tersebut.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home