| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Wednesday, August 30, 2006,1:32 PM

Tanggul Lumpur Jebol Beruntun, Tol Lumpuh

SIDOARJO - Jalan tol Surabaya-Gempol lumpuh total. Itu terjadi setelah tanggul penahan lumpur di sisi jalan bebas hambatan tersebut jebol lagi secara beruntun kemarin. PT Jasa Marga memutuskan untuk menutup total jalan tol hingga perbaikan tanggul di kilometer 39.300 selesai.

Tanggul jebol terjadi sejak Senin pukul 23.00. Dua lapis tanggul di kolam lumpur (pond) 3 dan 4 tidak mampu menampung semburan lumpur yang ditaksir mencapai 50 ribu meter kubik per hari. Akibatnya, tanggul jebol selebar 20 meter dan luberan lumpur panas langsung mengalir deras.

Aliran lumpur tak terbendung, lalu menyerbu ke badan jalan tol hingga sekitar 500 meter ke selatan dari Km 39. Tol pun terendam lumpur sekitar 25 cm sehingga rawan menyebabkan kendaraan selip.

Jalan tol kemudian ditutup total sekitar sembilan jam, sejak Senin pukul 23.30 hingga Selasa sekitar pukul 09.00. Banyak kendaraan yang sempat terjebak di tol terpaksa diarahkan berputar ke Porong. Selama itu pula alat-alat berat berupa ekskavator dan buldoser bekerja keras memperbaiki tanggul.

Puluhan truk tangki juga digerakkan untuk mengencerkan lumpur dengan menyiramkan air. Setelah tanggul bisa diperbaiki dengan pengurukan pasir batu (sirtu), jalan tol mulai dibuka lagi untuk jalur Surabaya-Gempol. Namun, itu hanya untuk truk-truk besar.

Sekitar pukul 14.00, tanggul yang diperbaiki berjam-jam tersebut jebol lagi. Bahkan, jebolan tanggul jauh lebih lebar dan terjadi di beberapa titik. Akibatnya juga jauh lebih parah. Luberan lumpur kian deras dan luas menggenangi jalan tol hingga sekitar 30 cm. Hingga tadi malam, tanggul jebol itu belum bisa diatasi.

Tanggul tersebut jebol karena pond 3 dan 4 di Desa Besuki, Kecamatan Jabon, juga tidak mampu menampung lumpur. Semua permukaan tanggul telah rata dengan lumpur. Sementara itu, persiapan pembuatan pond 5 di Desa Besuki juga masih terhambat penolakan warga.

Kepala Cabang PT Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol mengatakan tetap berupaya agar jalan tol dari Porong ke Gempol itu secepatnya berfungsi lagi. Jasa Marga juga akan memikirkan kemungkinan lain. Misalnya, pembuatan jembatan layang atau terowongan (tunel) yang bisa dilalui di bawah genangan lumpur. "Kalau tidak bisa, kemungkinan relokasi seperti wacana dulu," kata Bachriansyah.

Kepala PJR Tol Jatim 1 AKP Sartono menyatakan belum bisa memastikan kapan jalan tol berfungsi lagi. Truk-truk pengangkut sirtu dan alat berat juga belum tampak datang ke lokasi tanggul yang jebol. Yang tampak sibuk justru puluhan warga Desa Renokenongo yang mencegati truk sirtu. Mereka menguruk sendiri bahu jalan tol yang terdekat dengan desa. "Tidak ada kepastian kapan jalan tol bisa berfungsi lagi," kata Sartono.

Kepala Balitbang Departemen Pekerjaan Umum Basuki menyatakan, semula terdapat lima rencana untuk mengatasi problem lumpur yang sudah menggenangi tiga kecamatan itu. Yaitu, memperkuat tanggul, membuat kolam penampungan lumpur, membuat water treatment, meninggikan jalan tol untuk memperkuat tanggul, dan memperbaiki drainase di luar wilayah genangan lumpur. "Ternyata tanggul jebol lagi di Km 39 ini," kata Basuki di lokasi kemarin. Semua upaya itu terus berkejaran dengan luberan lumpur yang semakin tinggi.

Sementara itu pengeluaran dana untuk menanggulangi luapan lumpur Lapindo sudah mendekati angka Rp 700 miliar. "Sampai Oktober nanti, perkiraan dana yang keluar sekitar USD 70 juta (sekitar Rp 700 miliar)," kata Kepala Divisi Humas Lapindo Brantas Yuniwati Teryana ketika ditanya wartawan di Pendapa Kabupaten Sidoarjo kemarin.

Yuni menjelaskan, jumlah tersebut merupakan total pengeluaran Lapindo sejak 29 Mei lalu. Rinciannya, untuk ongkos operasional rig, snubbing unit, relief weel, dan alat kerja lainnya. Juga untuk pembayaran kompensasi kepada warga maupun kalangan industri dan instansi yang menjadi korban luapan lumpur.

Data dari Tim Satlak PBP menunjukkan, jumlah dana yang telah dikeluarkan Lapindo untuk membayar sejumlah kompensasi kepada warga korban luapan lumpur Lapindo hingga kemarin telah mencapai Rp 13.620.705.000.

Dana tersebut meliputi pembayaran santunan kepada 11.974 warga yang menjadi korban luapan lumpur sebesar Rp 3.674.400.000, biaya merumahkan pengungsi Rp 7.139.805.000, sewa sawah untuk kolam penampungan lumpur dan ganti rugi tanaman Rp 259.200.000, serta kompensasi pekerja yang kehilangan pekerjaan Rp 2.547.300.000. (sat)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home