| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Tuesday, August 29, 2006,1:33 PM

Ekonomi AS Alami Resesi jika Harga Minyak 100 Dollar AS

Washington, Senin - Jika harga minyak mencapai 100 dollar AS per barrel, perekonomian Amerika Serikat akan menghadapi resesi. Kekhawatiran soal kenaikan harga minyak itu mencuat sehubungan dengan rencana pengenaan sanksi ekonomi dan politik pada Iran.

Demikian hasil jajak pendapat yang menjaring opini 195 ekonom AS, yang dipublikasikan Senin (28/8). Survei dilakukan oleh National Association for Business Economics (NABE). "Para anggota NABE percaya jika harga minyak mencapai di atas 100 dollar AS per barrel, kemungkinan besar akan membuat ekonomi AS mengalami resesi. Meski demikian, mereka tidak yakin harga minyak akan mencapai setinggi itu," demikian pernyataan Presiden NABE Stuart Hoffman.

Hari Senin, China secara eksplisit mengingatkan AS dan Eropa soal pengenaan sanksi pada Iran, sebagaimana diberitakan Radio Internasional China. China mengatakan, ekonomi AS dan Eropa akan menghadapi kerusakan jika sanksi dikenakan pada Iran.

Barat sangat tergantung pada minyak Iran dan juga jalur minyak yang melewati Selat Hormuz, yang dikuasai penuh oleh Iran. Tak diragukan lagi, sanksi ekonomi atau militer pada Iran tidak saja akan gagal mengatasi polemik soal nuklir Iran, tetapi malah memperburuknya.

Negara industri punya kepentingan soal harga minyak. Benar kini ada cadangan minyak sebesar 3 miliar barrel di samping tambahan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bisa mengimbangi pengurangan produksi minyak Iran sebesar 2,5 juta barrel per hari. Namun, blokade ekspor minyak di Selat Hormuz akan membuat harga minyak naik dari sekitar 70 dollar AS per barrel.

Tak akan berhasil

Radio Internasional China mengatakan, ada kaitan antara tekanan AS pada Iran (termasuk pilihan soal serangan militer) dan pemilihan umum presiden berikut dengan menggunakan isu Iran.

China juga mengatakan tidak ada bukti nyata Iran melakukan pengayaan uranium untuk keperluan senjata nuklir.

Karena itu, kemungkinan besar Iran tak akan bisa dikenai sanksi berat. Lalu, apa yang diperkirakan akan muncul pengenaan sanksi DK PBB pada Iran? Satu kemungkinan sanksinya adalah pelarangan penggunaan bahan baku untuk pembuatan uranium. Juga ada kemungkinan pelarangan perjalanan pada pejabat Iran serta pembekuan kekayaan pejabat Iran.

Soal minyak dan gas, kemungkinan yang akan menjadi sasaran pengenaan sanksi adalah perbaikan pekerjaan di Parsi selatan serta perluasan ladang gas. Penghentian eksplorasi itu akan mengurangi kemungkinan Iran memproduksi minyak. Dengan demikian, ekspor minyak dan gas Iran akan terganggu.

Juga ada kemungkinan pengenaan sanksi berupa pelarangan impor atas derivatif minyak, khususnya gas yang dibutuhkan rakyat Iran. Namun, PBB tak akan bisa menghentikan pengapalan minyak itu. Selalu ada potensi besar untuk penyelundupan.

Kemungkinan pengenaan sanksi pada Iran adalah pencegahan pengembangan ladang minyak dan gas yang baru di Iran. Namun, hal itu hanya akan berdampak pada kenaikan harga minyak. Itulah dilema isu Iran.(REUTERS/AP/AFP/MON)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home