| HOME | WRITING | IND-CLIPPING | ENG-CLIPPING | MUSIC |
Thursday, July 26, 2007,4:37 PM

Udara Panas Telan Korban

Banjir di Inggris Kian Meluas, Eropa Selatan Berjuang Perangi Kebakaran Hutan

Budapest, Selasa - Gelombang udara panas yang melanda Eropa selatan dan timur dalam beberapa minggu terakhir telah menewaskan ratusan orang. Udara panas itu pun menyebabkan kebakaran hebat di sekitar wilayah Balkan, yang menyebabkan aliran listrik di banyak negara Eropa juga terganggu.

Kondisi yang kontras justru terlihat di Inggris. Banjir yang melanda beberapa kawasan di negara itu, Rabu (25/7), semakin meluas. Penduduk di kota Oxford kemarin terpaksa diungsikan karena meluapnya Sungai Thames.

Wilayah banjir diperkirakan akan semakin meluas karena jebolnya sejumlah bantaran sungai di sejumlah tempat, dan perkiraan akan semakin meningkatnya volume air di Sungai Thames dan sungai-sungai lainnya.

Di Hongaria, kepala departemen medis Ferenc Falus, Selasa lalu, mengungkapkan, tak kurang dari 500 orang telah tewas akibat udara panas yang melanda negara itu dari 15 Juli hingga 22 Juli. Suhu udara di negara itu mencapai tingkat tertinggi selama seminggu, yaitu 41,9 derajat Celsius di kota Kiskunhalas, di bagian selatan Hongaria.

Di Romania, kematian akibat udara panas sudah 30 orang, dengan suhu udara mencapai tingkat tertinggi, yaitu 44 derajat Celsius. Sekitar 19.000 warga Romania lainnya telah dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit.

Juni lalu, lebih dari 35 orang tewas di Romania, Turki, dan Yunani ketika suhu udara melonjak hingga 46 derajat Celsius.

Sementara Serbia berjuang untuk memadamkan kebakaran hutan di 50 lokasi, di tengah suhu yang mencapai 43 derajat Celsius. "Kami berharap sebuah pesawat pengebom air Rusia akan tiba pagi ini, tetapi mereka harus membantu Bulgaria lebih dulu yang situasinya sangat kritis," jelas Predrag Maric, Ketua Departemen Polisi Penyelamatan.

Warga di wilayah Balkan pun telah mengingatkan warganya agar tetap berada di dalam rumah untuk menghindari suhu yang sangat panas.

Kebakaran hutan terus meluas di Bulgaria, dengan suhu di sejumlah tempat di selatan negara itu mencapai 44 derajat Celsius.

Di Macedonia suhu tercatat lebih tinggi lagi, yaitu 45 derajat Celsius, menyebabkan seorang warga tewas dan ribuan lainnya diungsikan dari daerah pinggiran karena api telah menghanguskan sekitar 1.000 hektar kawasan hutan di selatan, di kota Bitola.

Di Yunani, seorang lelaki berusia 75 tahun tewas di Pulau Corfu, di tengah suhu yang mencapai 44 derajat Celsius. "Situasinya masih bisa dikontrol dan jumlah pasien sangat kecil. Akan tetapi, kami semua dalam kewaspadaan tinggi karena beberapa hari ke depan sangatlah menentukan," kata juru bicara kementerian kesehatan, Panagiotis Efstathiou.

Di Athena, warga Yunani dan para wisatawan berjalan dengan membawa payung atau surat kabar untuk menutupi kepala mereka dari panasnya sinar matahari.

Roma panas

Kebakaran hutan di Italia juga telah menewaskan empat orang, Selasa di kota Peschichi, di selatan wilayah Puglia. Empat bumi perkemahan hancur dan sekitar 4.000 warga diungsikan melalui laut dari pantai di Peschichi.

Pada malam hari suhu di kota Roma juga tercatat paling panas, yaitu mencapai 27,1 derajat Celsius, Senin (23/7).

Pasukan NATO di Kosovo bersama-sama warga setempat juga disibukkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan terjadi di 18 lokasi di provinsi yang masih bagian dari Serbia itu. "Kami sudah perintahkan semua petugas pemadam kebakaran untuk bekerja. Tidak ada hari libur dan tidak ada liburan untuk siapa pun. Kami berada dalam kewaspadaan tinggi," ungkap Mahir Hasani dari Departemen Darurat Kosovo.

Di Inggris, BBC melaporkan, Badan Lingkungan memperingatkan, banjir hebat masih akan merendam beberapa tempat, yaitu tiga tempat di aliran Sungai Severn, di Gloucester, Tewkesbury, dan Worcester. Dua tempat lainnya di aliran Sungai Thames, yaitu sekitar Oxford, dan satu tempat lainnya di aliran Sungai Ock, yaitu dekat Abingdon, Oxfordshire.

Operasi bantuan terus dilaksanakan, khususnya pasokan air kepada 350.000 warga di Gloucestershire yang tidak lagi mendapatkan pasokan air bersih.

Menteri Lingkungan Hilary Benn mengingatkan bahwa krisis akibat banjir masih jauh dari selesai. (AFP/Reuters/OKI)

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home